“Kami menyambut dengan hangat kembalinya ketiga sandera ini. Keluarga mereka telah diberitahu bahwa mereka telah bergabung kembali dengan pasukan kami [IDF],” demikian pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. “Pemerintah Israel berkomitmen untuk membawa pulang semua sandera dan orang hilang.”
Di pihak Palestina, 69 perempuan dan 21 pria, termasuk beberapa anak di bawah umur, berada di antara tahanan yang dibebaskan.
Presiden AS Joe Biden menyebut kesepakatan gencatan senjata ini sebagai salah satu negosiasi tersulit dalam kariernya. Ia menyampaikan kabar bahwa para sandera yang dibebaskan berada dalam kondisi baik.
“Hari ini senjata di Gaza telah berhenti bersuara,” kata Biden. “Hari ini kita melihat pembebasan sandera — tiga perempuan Israel yang ditahan di terowongan gelap selama 470 hari.”
Biden juga mengatakan bahwa ratusan truk bantuan akan masuk ke Gaza pada Minggu, seraya menekankan pentingnya dukungan diplomasi yang didukung oleh ketegasan dari pemerintahan mendatang.
Presiden terpilih Donald Trump, melalui utusannya Steve Witkoff, turut berperan dalam hari-hari terakhir negosiasi ini. Dalam unggahan di media sosial, Trump merayakan pembebasan para sandera menjelang pelantikannya.
“Sandera mulai dibebaskan hari ini! Tiga perempuan muda yang luar biasa akan menjadi yang pertama,” tulis Trump.
Ribuan warga Israel berkumpul di luar Museum Seni Tel Aviv, yang kini dikenal sebagai Alun-alun Sandera, untuk menunggu kembalinya ketiga perempuan tersebut pada Minggu.
Avichai Brodutch, yang istri dan tiga anaknya diculik ke Gaza dan dibebaskan setelah 51 hari, berbagi pengalamannya tentang trauma dan keajaiban hidup. Dua dari perempuan yang dibebaskan pada Minggu berasal dari komunitas kolektif Brodutch, Kfar Aza.
“Saat saya mendapat kabar pada November 2023 bahwa keluarga saya akan dibebaskan, saya bergegas ke Kfar Aza, yang saat itu masih dalam kehancuran akibat serangan Hamas,” kenangnya. “Ketika elevator terbuka dan saya melihat anak-anak saya, rasanya seperti mereka lahir kembali. Mereka kurus dan penuh kutu, tetapi masih bisa berbicara dan bernapas. Sandera akan membawa luka di jiwa mereka seumur hidup. Tapi kami mengalami mukjizat, dan saya bersyukur setiap hari.”
(bbn)