Narasumber, yang minta tak disebutkan identitasnya karena pembicaraan itu bersifat tertutup, menyebut opsi kedua akan dibangun di atas sanksi-sanksi itu, meningkatkan tekanan guna meningkatkan pengaruhnya.
Scott Bessent, calon Menteri Keuangan pilihan Donald Trump, mengatakan pada Kamis (16/1/2025) bahwa dia mendukung peningkatan sanksi terhadap industri minyak Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Saya akan 100% mendukung peningkatan sanksi," terutama terhadap perusahaan minyak Rusia, kata Scott Bessent dalam sidang komite Senat.
"Saya yakin sanksi tersebut tidak cukup kuat," ujarnya tentang upaya yang ada, seraya menambahkan bahwa pemerintahan Biden khawatir akan kenaikan harga energi selama musim Pemilu.
Pendekatan yang akhirnya dipilih Trump sangat penting bagi pasar minyak global. Harga minyak berjangka Brent telah naik hampir US$5 per barel sejak langkah-langkah sanksi minyak Rusia Biden diumumkan. Beberapa analis mengantisipasi kenaikan lebih lanjut, sesuatu yang akan menaikkan biaya bahan bakar di seluruh dunia.
Narasumber tersebut mengatakan bahwa rencana tim Trump masih dalam tahap awal dan pada akhirnya bergantung pada presiden terpilih itu sendiri.
Pekan lalu, Trump mengatakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang dipersiapkan, sehingga meningkatkan prospek negosiasi jangka pendek untuk mengakhiri perang.
Diskusi strategi ini melibatkan beberapa calon menteri kabinet Trump dan juga para mantan pejabat yang pernah terkena sanksi pada masa pemerintahan pertamanya.
Beberapa lembaga think tank yang condong ke arah konservatif juga sedang dijajaki. Tim transisi belum mengumumkan pilihan Trump untuk beberapa peran penting yang terlibat dalam bidang ekonomi.
Di antara pertanyaan yang masih tersisa adalah apakah Brad Smith dan Andrea Gacki, dua veteran Departemen Keuangan AS, akan tetap menduduki posisi senior.
Para penasihat Trump pada akhirnya akan bergulat dengan pertanyaan yang sama dengan pemerintahan Biden — bagaimana cara menghindari gangguan pasokan dan harga yang tinggi pada pasar minyak saat Washington menjatuhkan sanksi yang luas terhadap tiga produsen minyak terbesar di dunia.
Tantangan lainnya: Mengkalibrasi keseimbangan yang tepat antara memanfaatkan alat perang ekonomi dan keinginan untuk mempertahankan status dolar sebagai mata uang cadangan global.
Juru bicara tim transisi Trump menolak memberikan komentar mengenai laporan artikel ini.
Sanksi Sekunder
Barometer awal tentang bagaimana tim Trump menangani sanksi terhadap Rusia akan muncul pada pertengahan Maret ketika lisensi umum yang mengizinkan pengurangan pembelian produk energi Rusia akan berakhir.
Jika Departemen Keuangan mengizinkan pengecualian pada beberapa transaksi berakhir, tekanan pada Kremlin dapat meningkat.
Pada Rabu, para pejabat memperkenalkan langkah-langkah untuk mempersulit Trump mencabut beberapa sanksi terhadap Rusia secara sepihak.
Mereka menunjuk kembali beberapa entitas, yang mengharuskan presiden memberi tahu Kongres jika dia berencana mencabut sanksi, yang berpotensi memicu mosi tidak setuju jika para anggota keberatan.
Bagi tim Trump, campuran kebijakan Rusia yang lebih agresif bisa memerlukan penegakan sanksi sekunder yang lebih besar pada perdagangan minyak, menghukum pengirim minyak Eropa dan pembeli Asia, termasuk entitas-entitas besar di China dan India.
Pendekatan lain yang mungkin: Mendorong intervensi yang lebih tegas terhadap kapal-kapal tanker yang mengangkut minyak Rusia melalui titik-titik penting Denmark dan Turki.
Skenario yang lebih lunak mungkin mengeluarkan lisensi umum dan menaikkan batas harga hingga di atas US$60 per barel — langkah yang akan mendorong makin banyak minyak Rusia mengalir ke pasar.
Dalam sidang konfirmasi pada Rabu untuk jabatan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menilai sanksi-sanksi sebagai bagian penting dari pengaruh yang bisa menghasilkan resolusi damai.
Di sisi lain, tim Trump juga mempertimbangkan opsi-opsi kebijakan untuk Iran dan Venezuela.
Ada konsensus umum di antara para penasihat utamanya untuk kembali ke strategi tekanan maksimum penuh yang menargetkan Teheran, dimulai dengan paket sanksi besar yang menghantam pemain utama di industri minyak, yang bisa dilakukan paling cepat Februari.
Selama masa jabatan pertama Trump, pendekatan serupa secara signifikan membatasi ekspor minyak Iran, meskipun ekspornya meningkat sejak Presiden Joe Biden menjabat.
Situasinya lebih rumit di Venezuela, di mana penguasa lama Nicolas Maduro baru saja dilantik untuk masa jabatan berikutnya di tengah meluasnya bukti kecurangan Pemilu. Namun, perusahaan minyak AS seperti Chevron Corp juga hadir di sana.
Maduro selamat dari strategi tekanan maksimum pemerintahan Trump, bahkan saat ia membatasi ekspor minyak negara itu, dan juga bertahan lebih lama dari upaya para pejabat Biden untuk memfasilitasi Pemilu yang bebas dan adil.
Mauricio Claver-Carone, penasihat berpengaruh selama masa jabatan pertama Trump, akan kembali ke posisi penting di Amerika Latin, dan ingin mengembalikan sikap lebih agresif yang pernah ia bantu kendalikan sekitar tahun 2019, ketika AS berhenti mengakui Maduro sebagai presiden sah Venezuela.
(bbn)


































