Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Didorong kenaikan signifikan pada Pendapatan Non-Bunga, seiring dengan lonjakan pendapatan dividen, mengingat juga dipangkasnya BI-Rate di edisi perdana Januari 2025 menjadikan prospek saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) makin cerah kedepannya.

Bersamaan dengan track record yang amat positif, hingga pertumbuhan PPOP yang kuat, likuiditas yang stabil, dan rasio CASA yang meningkat. Membuat laba bersih bank only BBRI di sebelas bulan pertama tahun 2024 mencapai Rp50 triliun, dengan pertumbuhan 4% yoy. Pendapatan non-Bunga juga melonjak 34% YoY.

Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam pemaparan terbarunya mengungkapkan, pada November 2024, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melaporkan laba bersih (bank only) kumulatif untuk periode 11M–2024 mencapai Rp50 triliun, yang mencerminkan 79% dari proyeksi laba penuh tahun Grup RHB dan 81% dari estimasi konsensus untuk satu tahun penuh 2024, sejalan dengan tren historis.

Secara signifikan, laba bersih di sebelas bulan pertama tahun 2024 Bank BRI (bank only) mencapai 80% dari proyeksi penuh tahun 2024.

BBRI melaporkan pertumbuhan yang solid dalam Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) bank only selama 11M–2024, meningkat sebesar 13% YoY. Kinerja ini didorong oleh kenaikan signifikan sebesar 34% YoY pada Pendapatan Non-Bunga (Non-II), yang diperkuat oleh lonjakan pendapatan dividen.

“Dana Pihak Ketiga tumbuh 7% YoY (dibandingkan dengan 6,7% YoY pada 10M24), didorong oleh kenaikan impresif sebesar 10,8% YoY pada CASA (dibandingkan dengan 6,8% YoY pada 10M24),” mengutip Andrey dalam riset terbaru yang diterbitkan, Kamis (16/1/2025).

NIM Konsolidasi yang dicatat oleh Bank BRI solid dan impresif didorong oleh kontribusi yang lebih tinggi dari Anak Perusahaan seperti Pegadaian dan PNM, yang memiliki NIM lebih tinggi dibandingkan dengan Bank.

Biaya Kredit jadi tantangan tersendiri, ada sedikit kenaikan menjadi 3,26% pada 11M–2024, meningkat dari 3,19% pada 10M–2023 sebelumnya, yang kemungkinan mencerminkan strategi manajemen untuk meningkatkan penyisihan kerugian pinjaman untuk pinjaman anak perusahaan, terutama di PNM.

Ditambah lagi, sentimen pemangkasan suku bunga acuan, BI Rate, oleh Bank Indonesia jadi katalis positif bagi Bank BRI.

BBRI berada dalam posisi yang baik untuk mendapatkan manfaat dari pemotongan suku bunga Bank Indonesia. Dengan pemotongan suku bunga terbaru oleh Bank Indonesia, diproyeksikan BBRI akan mendapatkan keuntungan paling besar dalam hal margin karena sensitivitasnya terhadap suku bunga Bank Sentral.

Rekomendasi Saham BBRI dari Pandangan RHB Sekuritas (Sumber: RHB, Bloomberg)

Dengan berbagai sentimen dan katalis amat Bullish bagi Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI/BBRI) RHB Sekuritas mengulangi dan juga menegaskan rekomendasi Buy/ Beli Saham BBRI dengan target harga Rp5.700/saham.

Harga saham tersebut mencerminkan potensi kenaikan hingga lebih dari 35% ‘Cuan’, dengan mencermati valuasi saham yang menarik pada 1,7x P/BV FY25F dan yield dividen yang menarik mencapai 8% untuk FY25.

“Meskipun terdapat kenaikan Biaya Kredit pada bulan November, kinerja BBRI di 11M–2024 tetap sejalan dengan tren historis, menunjukkan ketahanan melalui pertumbuhan PPOP yang kuat, likuiditas yang stabil, dan rasio CASA yang meningkat,” jelas Andrey dalam riset berjudul BBRI – Kinerja Resilien di 11M24 dengan Pertumbuhan PPOP yang Kuat dan Valuasi Menarik.

Riset dari Analis UOB KayHian (Equity) Posmarito Pakpahan juga menargetkan harga saham BBRI di angka Rp5.600/saham. Begitu juga dengan Analis CGS International Handy Noverdanius, memberikan rekomendasi Beli saham Bank BRI dengan target Rp5.450/saham.

Adapun konsensus para Analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 36 analis menghasilkan target harga saham BBRI di angka Rp5.493/saham dalam 12 bulan kedepan. Sebanyak 33 Analis kompak merekomendasikan Beli untuk saham BBRI, dengan pandangan Bullish.

(fad)

No more pages