Logo Bloomberg Technoz

Berbagai pihak tengah menggarap proposal tiga tahap yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei, yang bertujuan untuk menghentikan permusuhan, membebaskan lebih dari 100 sandera yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan tahanan Palestina, dan menyalurkan lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza yang porak poranda.

Di masa lalu, para mediator mengalami kesulitan dalam menyelesaikan perpecahan utama antara Israel dan Hamas. Israel bersikeras akan terus berperang sampai Hamas benar-benar hancur, sementara kelompok tersebut menuntut agar gencatan senjata bersifat permanen dan semua pasukan Israel ditarik.

Iran dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengancam akan membalas Israel, yang mereka salahkan atas pembunuhan beruntun terhadap pemimpin tertinggi di Beirut dan Teheran dua minggu lalu. Hal ini semakin memperdalam kebuntuan, meskipun gencatan senjata di Gaza dapat membantu meredakan ketegangan.

Pejabat Israel menggambarkan pertemuan di Doha sebagai kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan AS dan meminta Qatar serta Mesir untuk membujuk Hamas agar melonggarkan syarat-syarat gencatan senjata.

Warga Palestina mencari sisa-sisa barang usai serangan Israel di Deir al-Balah, Gaza tengah, Selasa (2/7/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Jangka Waktu

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan dia memperkirakan pembicaraan di Qatar akan berlanjut hingga Jumat, dan bisa memakan waktu beberapa hari.

Kerangka waktu tersebut mungkin menunjukkan adanya masalah dalam berunding dengan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar. Dia menggantikan Ismail Haniyeh, yang tewas di ibu kota Iran pada 31 Juli. Israel belum mengonfirmasi atau menyangkal peran dalam kematian Haniyeh.

Poin-poin yang menjadi perdebatan dalam pembicaraan gencatan senjata sebelumnya termasuk klausul yang mengatur negosiasi lebih lanjut setelah fase pertama gencatan senjata mulai berlaku. Poin lainnya adalah konsesi apa yang akan disetujui kedua belah pihak selama fase kedua.

Berdasarkan proposal Biden, negosiasi bisa berlanjut jika melewati gencatan senjata awal selama enam minggu, dan penghentian pertempuran bisa diperpanjang sesuai kebutuhan. Israel menentang hal ini, khawatir Hamas dapat memperpanjang pembicaraan tanpa batas waktu. Hamas, di sisi lain, menolak beberapa elemen dari diskusi fase kedua yang diusulkan, termasuk demiliterisasi kelompok tersebut, kata para pejabat.

Poin-poin perdebatan lainnya termasuk jumlah sandera yang harus atau bisa dibebaskan Hamas dalam fase pertama gencatan senjata, dan kurangnya kejelasan tentang cara menegakkan seruan Biden agar warga sipil, bukan pejuang, diizinkan kembali ke Gaza utara.

Hossam Badran, anggota biro politik Hamas, mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali posisi lama kelompok tersebut bahwa "setiap kesepakatan harus mencapai gencatan senjata yang komprehensif, penarikan penuh dari Gaza, pemulangan orang-orang yang mengungsi, rekonstruksi, dan kesepakatan pertukaran tahanan."

Perang meletus setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan balasan Israel menewaskan sekitar 40.000 orang.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz akan bertemu pada hari Jumat dengan rekan-rekannya dari Inggris dan Prancis yang datang ke Israel untuk kunjungan singkat guna membahas upaya mencegah eskalasi regional, menurut Kementerian Luar Negeri Israel.

(bbn)

No more pages