Logo Bloomberg Technoz

Brasil dan Argentina Jajaki Mata Uang Bersama

Ruisa Khoiriyah
23 January 2023 10:50

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva berbicara dalam pertemuan dengan para gubernur di Brasil, Senin, (9/1/2023). (Arthur Menescal/Bloomberg)
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva berbicara dalam pertemuan dengan para gubernur di Brasil, Senin, (9/1/2023). (Arthur Menescal/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dua negara Amerika Latin, Brasil dan Argentina, tengah menjajaki peluang pembentukan mata uang bersama untuk transaksi keuangan dan komersial. Ini adalah rencana yang sebenarnya sudah sering dibahas menghadapi banyaknya rintangan politik dan ekonomi di dua negara itu.

Dua negara itu sudah beberapa kali mempertimbangkan penggabungan mata uangnya selama beberapa dekade terakhir, untuk melawan pengaruh dolar AS di wilayah tersebut. Ketidakseimbangan makroekonomi yang terus menerus terjadi di kedua negara ditambah masalah politik, telah berulang menggagalkan ide tersebut hingga menghasilkan sedikit sekali kemajuan. 

Jelang pertemuan pada Senin (23/1/2023) di Buenos Aires, Argentina, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Argentina Alberto Fernandez, menulis artikel bersama di harian Argentina Perfil. Mereka menulis, berbagi mata uang bersama akan bisa membantu dua negara meningkatkan perdagangan regional.

“Kami memiliki niat mengatasi hambatan pertukaran, menyederhanakan dan memodernisasi aturan serta mempromosikan pemakaian mata uang lokal. Kami juga memutuskan untuk memajukan diskusi tentang mata uang umum Amerika Selatan yang bisa digunakan untuk transaksi keuangan dan komersial, mengurangi biaya operasional dan kerentanan eksternal kami,” demikian pernyataan itu ditulis, mengutip Bloomberg News. 

Inflasi dan Belanja

Rencana mata uang bersama ini mengemuka seiring situasi di Argentina yang tengah bertarung melawan inflasi tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Juga, berbarengan dengan upaya banyak negara-negara berkembang mencari valuta alternatif selain dolar AS yang makin berotot sejak kebijakan agresif The Federal Reserves mengerek bunga acuan.