Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah tekanan terhadap kualitas aset, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan menerapkan empat strategi agar net perfoming loan (NPL) terjaga di level 3%.

Direktur Utama BRI Sunarso, mengatakan berdasarkan data Bank Indonesia terjadi peningkatan NPL pada sektor UMKM. Namun, BRI masih nisa menjaga level NPL di 3,05% pada akhir kuartal II-2024.

"Sepengetahuan saya, NPL UMKM di perbankan kalau digabung swasta dan BUMN di level 4%. Tapi BRI kan dibawah itu di 3,05%. Jadi sebenarnya NPL UMKM BRI masih lebih baik atau di bawah NPL rata-rata industri perbankan," ujar Sunarso dalam konferensi pers, Kamis (25/7/2024).

Sunarso menambahkan BRI telah menetapkan strategii untuk bisa menahan kenaikan NPL. Pertama adalah kredit UMKM akan tumbuh secara selektif dengan memperkuat manajemen risiko."Risk kita perketat, loan portofolio gainnya kita perketat. Kita pilah-pilah lagi mana yang sedang bermasalah," ujar Sunarso.

Kedua, adalah strategi restrukturisasi kredit. "Ketiga, kalau memang tidak bisa direskturisasi terpaksa kita harus hapus buku, maka disitulah cadangan berbicara. Cadangan BRI terhadap NPL lebih dari 2 kali," ujarnya.

Terakhir, adalah strategi recovery asset pasca melakukan write off.

Sebelumnya, Sunarso mengatakan rasio loan at risk (LAR) mengalami penurunan dari 14,94% pada akhir kuartal II-2023 menjadi 12% pada akhir kuartal II-2024.  Sementara itu rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat di 3,05% pada akhir kuartal II-2024, turun dibandingkan kuartal sebelumnya 3,27%. Adapun coverage ratio saat ini berada di 211,6%.

"Sebagai bank terbesar di sektor UMKM ini menunjukan BRI mampu menjaga kualitas kreditnya membaik. Apabila bank mampu mengelola NPL sekisar 3%, bukti bahwa pengelolaan UMKM bisa kita kelola dengan baik," ujar Sunarso.

Berdasarkan laporan keuangan BBRI semester I-2024, Kamis (25/7/2024), laba bersih BBRI tercatat Rp29,9 triliun. Angka ini naik sekitar 1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp29,6 triliun.

Kenaikan laba bersih BBRI tak lepas dari penyaluran kredit yang juga mengalami pertumbuhan.

Sepanjang Januari-Juni, BBRI tercatat menyalurkan kredit Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,20% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp1.202,13 triliun.

Kalangan analis sebelumnya sudah memperkirakan kenaikan tersebut.

Dalam catatan dan riset Analis Bloomberg Intelligence, Sarah Jane Mahmud memaparkan, laba BBRI diprediksi akan meningkat. Menariknya, peningkatan tersebut berasal dari pertumbuhan pinjaman, setelah kenaikan yang amat baik pada kuartal I-2024 kemarin.

“Pertumbuhan pinjaman secara bank-only mencapai 11% pada Mei dibandingkan tahun sebelumnya, dipimpin oleh segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menghasilkan margin hasil lebih tinggi dan mewakili 66% dari total portofolio bank,” terang Sarah dalam riset terbarunya, Selasa (23/7/2024).

Pertumbuhan laba pada kuartal II-2024 bagi BBRI kemungkinan didukung oleh momentum pertumbuhan pinjaman yang kuat, meskipun hal ini dapat diimbangi oleh potensi penurunan margin, dan meningkatnya biaya kredit. Akan tetapi, hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada margin seperti di kuartal I, yang disebabkan oleh meningkatnya biaya pendanaan dan tingkat kebijakan suku bunga yang tinggi.

Dalam pandangan Analis Bloomberg, seiring dengan pengembangan teknologi digital yang makin diadopsi dan mempermudah nasabah, biaya-biaya operasional mungkin akan bertahan di kisaran saat ini, dan bahkan berpotensi cenderung menurun.

(ibn)

No more pages