Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Perkasa Pagi Ini, Pertama Kali Sentuh Lagi Rp15.985/US$

Tim Riset Bloomberg Technoz
06 May 2024 09:11

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka perkasa meninggalkan zona Rp16.000/US$, pertama kali sejak perdagangan dimulai usai libur Lebaran pertengahan April lalu.

Rupiah spot dibuka di Rp15. diperdagangkan di level Rp15.985/US$, dan kini bergerak di kisaran Rp15.990/US$, mencerminkan penguatan 95 bps dibanding posisi penutupan pekan lalu.

Penguatan nilai rupiah pertama kali di bawah level Rp16.000/US$ berlangsung di tengah tren penguatan yang juga dialami oleh mata uang Asia lain. 

Won Korea memimpin penguatan 0,51%, disusul rupiah 0,5% dan peso Filipina 0,29%, dolar Taiwan 0,22%. Sejauh ini, yuan offshore dan dolar Hong Kong yang masih tertekan, diikuti oleh ringgit dan dolar Singapura.

Sejak 16 April lalu, rupiah tertekan dan menyentuh level terlemah pada 30 April di Rp16.260/US$, level terburuk sejak April 2020. Selama lebih dari sebulan terakhir, rupiah bergerak rata-rata di Rp16.187/US$ dan hari ini menjadi posisi pembukaan terkuat rupiah sejak turbulensi pasar berlangsung April.

Mengecilnya peluang pengetatan moneter global yang lebih lama, memupus pamor safe haven seperti dolar AS dan memberi potensi penguatan mata uang yang jadi lawannya.

Para pemilik modal kembali menyasar berinvestasi di berbagai aset yang dinilai lebih berisiko mulai dari saham hingga aset-aset dari pasar negara berkembang, termasuk aset investasi portofolio di Indonesia.

Bank Indonesia melaporkan, berdasarkan data transaksi 29 April-2 Mei lalu, pemodal asing tercatat beli neto sebesar Rp3,06 triliun di pasar keuangan dalam negeri. Terdiri atas, beli bersih senilai Rp3,75 triliun di SBN dan Rp1,58 triliun di SRBI. Sedangkan di pasar saham, pada periode itu asing masih mencatat posisi net sell Rp2,27 triliun.

Selama 2024, berdasarkan data setelmen transaksi sampai 2 Mei lalu, investor nonresiden masih mencatat posisi jual di SBN sebesar Rp53,76 triliun, lalu memperkecil posisi beli bersih di saham menjadi tinggal Rp6,11 triliun dan posisi beli neto di SRBI sebesar Rp13,87 triliun.