Logo Bloomberg Technoz

Simak wawancara eksklusif Bloomberg Technoz berikut ini.

Bloomberg Technoz (B): Momentum pemulihan ekonomi yang sudah terlihat akhir tahun lalu dan berlanjut di 2023 apakah hal ini jadi pendorong laju industri pasar modal Indonesia? Bagaimana rencana Bursa dalam satu tahun ini?

Iman Rachman (IR): Pertumbuhan ekonomi ini cenderung memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan kinerja pasar modal kita. Jadi ketika perekonomian suatu negara tumbuh positif, tentu saja minat investor terhadap aset di negara tersebut akan meningkat pula.

Sebagaimana kita ketahui di tahun 2022 lalu, GDP [Gross Domestic Product] kita tumbuh hampir 5%, sehingga kita bisa lihat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kita di tahun lalu pertumbuhannya mencapai 4,1% dibandingkan dengan tahun 2021. Sehingga kita lihat bahwa proyeksi, kalau kita bicara tahun 2023 dimana proyeksi pertumbuhan (ekonomi) kita diprediksi 5,3% sehingga kita melihat memang sampai dengan akhir Januari 2023, IHSG  masih tumbuh 0,66%, artinya negara kita masih bertumbuh.

Nah artinya apa, kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di pasar saham juga masih positif. Ini ditunjukkan sampai dengan awal tahun 2023  oleh net buy terjadi sebesar Rp 334,9 miliar. Sementara kalau akhir tahun lalu kita bisa melihat bahwa net buy dari investor lebih dari Rp 60 triliun, jadi tetap positif capital inflow dari investor asing ke Indonesia.

Namun demikian terdapat beberapa risiko yang membayangi laju industri pasar modal Indonesia. Pertama tentu saja, ketidakpastian global di tengah kebijakan moneter hawkish oleh The Fed, capital outflow dari negara-negara berkembang, pemulihan pasar modal China, konflik geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina, dan normalisasi harga komoditas yang sempat menjadi pendorong kinerja pasar saham pada tahun 2022 lalu.

Bloomberg Technoz (B): Bagaimana dengan tren investasi portofolio dari investor asing tahun 2023, di tengah kondisi global, geopolitik yang memburuk dan berpengaruh pada stabilitas keuangan dunia?

Iman Rachman (IR): Jadi  sepanjang tahun 2022, terjadi net buy yang saya sampaikan di awal, yang cukup besar, dimana di pasar saham Indonesia sebesar Rp 60,6 triliun, walaupun terjadi di tengah kenaikan harga komoditas yang menguntungkan perekonomian Indonesia.

Adapun kalau kita melihat  di tahun 2023, hingga 20 Februari 2023, masih tercatat aliran masuk dana asing atau net buy sebesar Rp 334,9 miliar. Jadi, jika dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama, nilai net buy yang pada tahun ini jauh lebih rendah, bahkan masih diwarnai dengan tekanan jual.

Hal ini tentu saja  dipengaruhi oleh berbagai ketidakpastian pasar keuangan dunia di tengah era kenaikan suku bunga oleh berbagai bank sentral untuk menekan inflasi, serta efek dari pemulihan ekonomi China pasca pelonggaran kebijakan nol-Covid (Zero Covid) yang mendorong aliran dana asing menuju pasar modal China dan Hong Kong.

Sementara itu juga terdapat aliran dana masuk atau net buy yang cukup signifikan di pasar obligasi Indonesia. Per akhir Januari tercatat, terjadi net buy sebesar US$ 3,3 miliar di pasar obligasi Indonesia. Jadi menurut analis, capital inflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) selama Januari 2023 merupakan yang tertinggi dalam 2 dekade terakhir.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sepanjang 2022 (Bloomberg)

Jadi fenomena tekanan jual asing pada pasar saham dan aksi beli pada pasar obligasi terjadi di pasar keuangan global juga. Jadi di tengah risiko resesi global pada tahun 2023, investor cenderung memilih investasi pada aset dengan risiko dan volatilitas yang lebih rendah, seperti obligasi negara.

Selain itu, era kenaikan suku bunga global mendorong yield atas instrumen obligasi meningkat juga, sehingga daya tarik obligasi menjadi relatif lebih menarik dibandingkan saham. Sehingga kita bisa lihat bahwa aliran modal di pasar modal dan obligasi global itu secara equity di Indonesia terjadi penurunan sebesar US$ 204 juta, sementara di pasar obligasi terjadi peningkatan sebesar US$ 3,2 miliar.

Bloomberg Technoz (B): Target BEI sendiri akan ada berapa banyak jumlah emiten dan nilai emisinya? Dari pandangan Anda sendiri dan hasil pertemuan dengan calon emiten, apa yang menjadi basis ukuran, kapan waktu yang  tepat untuk menggalang dana lewat IPO di BEI ini?

Iman Rachman (IR): Pada tahun 2023 ini, BEI menargetkan 70 pencatatan efek baru, terdiri atas penerbitan saham, exchange trade fund (ETF), dana investasi real estat/syariah (DIRE/DIRE Syariah), dana investasi infrastruktur (DINFRA), waran terstruktur, efek beragun aset (EBA) dan efek beragun aset –surat partisipasi (EBA-SP) dan 100 penerbitan obligasi/sukuk.

BEI tidak mengatur jumlah penggalangan dana yang dapat dilakukan oleh calon emiten yang berniat untuk melakukan penggalangan dana melalui IPO (Initial Public Offering). Akan tetapi untuk  dapat melakukan IPO dan menjadi perusahaan tercatat di BEI, terdapat beberapa kriteria dan persyaratan yang  harus dipenuhi oleh perusahaan potensial yang dipersyaratkan oleh BEI dan OJK.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Lebih lanjut, BEI menyediakan empat Papan Pencatatan yaitu Papan Utama, Papan Utama - Ekonomi Baru, Papan Pengembangan dan Papan Akselerasi, berdasarkan jenis perusahaan dimana masing-masing Papan pencatatan tersebut memiliki persyaratan yang berbeda sesuai dengan Peraturan BEI I.A., I-Y dan I.V.

Menjadi perusahaan publik merupakan kebutuhan dan strategi internal perusahaan sehingga keputusan mengenai timing yang tepat sangat bergantung dari pemilik dan manajemen perusahaan. Momentum pemulihan ekonomi Indonesia kami yakini juga turut mendorong korporasi dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal Indonesia. Namun kami selalu mendorong perusahaan potensial untuk mempersiapkan IPO sejak dini, sehingga ketika momentum dirasa mendukung, perusahaan dapat langsung melakukan penggalangan dana tanpa persiapan yang terlalu panjang.

Bloomberg Technoz (B): Bagaimana Anda memastikan calon emiten yang hadir punya kualitas baik, artinya saham mereka tetap likuid usai melantai di pasar modal?

Iman Rachman (IR): Jadi yang dilakukan oleh kami di BEI tentu saja melihat persyaratan dari perusahaan tersebut, artinya masuk ke papan utama seperti yang saya sampaikan tadi, papan pengembangan atau new economy, atau masuk papan akselerasi. Itu yang pertama, artinya dia harus lolos dari persyaratan itu.

Yang kedua, tentu saja kita lihat adalah sustainability, karena seperti yang saya sampaikan tadi bahwa bagi Bursa perusahaan itu harus sustain sehingga tadi, ketika investor membeli saham suatu perusahaan mereka memperkirakan saham ini akan tumbuh.

Kita bicara IPO sebenarnya suatu awal dari journey di pasar modal. Jadi IPO itu bukan suatu akhir. Suatu awal journey untuk menggalang dana.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Secara Year to Date (Bloomberg)

Jadi IPO seperti yang saya sampaikan di awal, karena banyak sekali kegiatan kegiatan atau pencarian dana lainnya seperti rights issue, obligasi/sukuk atau sebagainya. Jadi kami memang di awal mengevaluasi perusahaan secara ketat.

Jadi kalau lihat tadi bahwa target di tahun lalu secara produk 70 emiten, sebenernya lebih banyak lagi perusahaan yang kita tolak untuk melantai di bursa karena tidak memenuhi persyaratan yang saya sampaikan tadi.

Bloomberg Technoz (B): Peningkatan jumlah investor lokal berada pada tren yang menjanjikan di 2023? Apa saja faktor pendukung atau penghambatnya?

Iman Rachman (IR): Jadi kalau lihat sepanjang 2023 ini, jumlah investor tetap berada pada tren positif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan kami berkeyakinan bahwa akan terus meningkat didorong dengan program-program BEI pada tahun ini.

Apa yang kami lakukan, adalah edukasi yang masif dengan sinergi, serta kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi serta media digital, masih menjadi strategi untuk meningkatkan jumlah investor ritel pasar modal Indonesia.

Juga tentu saja edukasi rutin dimana pada tahun lalu jumlah edukasi yang dilakukan lebih dari 11.000 kegiatan dan bahkan diikuti oleh 1,7 juta orang. Jadi kalau kita bayangkan 11.000 kegiatan dalam setahun, itu tentu saja tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan teknologi

Nah pada tahun ini  kami juga sedang menyiapkan program-program baru melalui 767 Galeri Investasi BEI di  seluruh Indonesia yang akan menggerakkan edukasi pasar modal kepada seluruh lapisan masyarakat,  seperti Program Duta Pasar Modal yang telah kami luncurkan pada tanggal 15 Februari lalu.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz (B): Satu tahun terakhir adalah tantangan berat di industri pasar modal. Raihan dana lewat penerbitan emisi efek tahun 2022 masih ada penurunan. Reksa dana juga tidak kalah menantang. Apakah industri pasar modal bisa kembali dalam tren pertumbuhan eksplosif seperti era sebelum pandemi?

Iman Rachman (IR): Sebagaimana kita tahu bahwa sejak 2022 dunia dilanda kejadian luar biasa, yakni virus COVID-19 ya. Tentunya tidak ada yang siap untuk menghadapi kejadian tidak terduga ini, sehingga timbul ketidakpastian yang tercermin pada volatilitas atau fluktuasi pasar yang tinggi pada waktu itu.

Namun, keadaan berangsur membaik, jumlah perusahaan tercatat baru pada 2022 menorehkan rekor baru sebanyak 59 perusahaan, melampaui tahun 2021, yaitu sebanyak 54 perusahaan. Selain itu, tren perusahaan tercatat baru mampu berada di atas 50 perusahaan sejak lima tahun lalu, atau sejak 2018. Adapun total perusahaan tercatat hingga saat ini sebanyak 851 perusahaan, dengan 26 perusahaan tercatat baru sepanjang tahun ini.

Terkait dengan nilai penggalangan dana IPO, tentunya hal tersebut dikembalikan kepada perusahaan yang telah menyesuaikan dengan kebutuhan, yang mana besaran nilai penggalangan dana pastinya sudah disesuaikan dengan rencana aksi korporasi agar tepat guna.

Mengenai proyeksi pertumbuhan industri pasar modal, khususnya dalam hal pasar saham, tentunya kami sebagai regulator optimis namun tetap waspada. Berbagai indikator masih terus bertumbuh, baik IHSG yang tumbuh 4,1%, jumlah perusahaan tercatat baru yang terus meningkat, serta jumlah investor pasar modal yang terus bertumbuh, saat ini sudah mencapai 10,5 juta investor, per Januari 2023, atau tumbuh 556% dibandingkan 5 tahun lalu yang masih sebanyak 1,6 juta investor.

Selain itu, kami juga terus menggalakkan edukasi untuk terus meningkatkan tingkat literasi dan inklusi, khususnya di pasar modal. BEI melalui 30 Kantor Perwakilan dan 767 Galeri Investasi (sampai akhir tahun 2022) yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan sekuritas-sekuritas untuk bersama-sama memberikan seminar/edukasi tentang dunia investasi di pasar modal.

Bloomberg Technoz (B): Perihal jam perdagangan, berkaca pada surat OJK tanggal 2 Maret 2023, Apakah BEI siap dengan kembalinya waktu perdagangan sebelum pandemi?

Iman Rachman (IR): Tentu saja saya sudah sampaikan di awal tadi, bahwa ada surat OJK, dimana pandemi ini dikembalikan atau  relaksasinya ini akan dikembalikan ke kondisi sebelum pandemi per 31 Maret. Tentu saja subject to kondisi. Jadi artinya apa, BEI tentu saja akan berkoordinasi dengan para pelaku dalam menetapkan jam, terutama jam perdagangan. tentu saja melihat kesiapan tidak hanya Bursa, KPEI dan KSEI, tapi juga pelaku lain misalnya perbankan karena settlement-nya juga perlu dilakukan.

Tapi tentu saja kalau bicara jam perdagangan Bursa siap apabila memang, semua yang tadi disampaikan di awal, faktor-faktornya mendukung, termasuk juga bahwa pelaku juga siap untuk melaksanakan perdagangan dengan kondisi sebelum pandemi.

Karyawan memfoto layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz (B): Menurut Anda seberapa efektif jam perdagangan dikembalikan ke posisi semula (sebelum pandemi Covid-19), terhadap pertumbuhan transaksi?

Iman Rachman (IR): Memang kalau kita lihat secara perdagangan ini juga input yang kami dapatkan karena terus terang Bursa berdiskusi kami juga melakukan survei kepada para pelaku pasar, tidak hanya perusahaan sekuritas tapi juga pelaku pasar lain. Ini [pertumbuhan transaksi] tentu saja tidak bisa kita prediksi artinya kita baru bicara kondisi perdagangan pasca pandemi.

Jadi artinya kita berharap bahwa pembukaan jam perdagangan kembali ke [sebelum] pandemi akan makin meramaikan perdagangan, itu yang kami harapkan tentu saja. tapi kalau kita bicara, apa yang akan terjadi tentu saja kita tidak bisa prediksi. Kami akan melihat dan terus memantau bagaimana kondisi perdagangan tapi tentu saja pembukaan perdagangan kami harapkan nilai transaksinya akan meningkat, secara volume maupun secara value transaksinya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dalam Satu Tahun Terakhir (Bloomberg)

Bloomberg Technoz (B): 2023 ini kan menjadi awal pembuka tahun politik, apakah ini akan memengaruhi Bursa Saham? Bagaimana antisipasi regulator pasar ekuitas dalam hal tersebut? 

Iman Rachman (IR): Kalau kita lihat tercatat pemilu di Indonesia ini telah diadakan sebanyak 12 kali yaitu pada tahun 1955, sampai dengan terakhir tahun 2019, namun secara historical pada beberapa tahun politik tersebut kinerja pasar modal kita cenderung mencatatkan pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari pergerakan IHSG dan kapitalisasi pasar yang masih membukukan penguatan.

Sebagai gambaran bahwa kalau kita bandingkan  tahun 1999 contohnya, IHSG kita tumbuh 70,1%, sementara kapitalisasi pasar kita tumbuh 157,1%. Kalau kita lihat 2004 itu, pertumbuhan IHSG kita 44,6% dan kapitalisasi pasar kita tumbuh 47,8%. Yang terakhir adalah tahun 2019, pertumbuhan IHSG kita meningkat sebesar 1,7%, sementara  kapitalisasi pasar tumbuh sebesar 3,44%.

Selain sentimen pemilu, terdapat berbagai tantangan internal maupun eksternal yang bisa mempengaruhi pasar keuangan, meningkatkan volatilitas, dan risiko di pasar saham, obligasi, dan mata uang. Oleh karena itu, kondisi ini tentunya berpotensi berpengaruh terhadap kinerja indeks tahun ini, khususnya di tengah risiko resesi global dan inflasi, kebijakan ketat bank-bank sentral berbagai negara, serta tensi geopolitik yang masih menjadi perhatian para pelaku pasar.

Bloomberg Technoz (B): Pertanyaan terakhir pak, saham masih jadi instrumen equity terfavorit, bagaimana upaya BEI untuk mengembangkan instrumen non-saham?

Iman Rachman (IR): Kalau kita bicara memang, instrumen memang kita tahu saat ini sebagian besar pada pendapatan bursa adalah dari transaksi perdagangan saham. Nah, memang kalau kita bicara non saham, kita mungkin bicara saham tidak hanya cash equity, artinya saham yang ada saat ini.

Kami mencoba juga meningkatkan jumlah produk. contohnya kita juga tahun lalu me-launching Structured Warrant, yang cukup diterima oleh pelaku. Oleh sebab itu, makanya secara derivatif kita akan kembangkan single stock future.

Jadi secara produk kita akan lakukan pengembangan, untuk produk-produk derivatif kita, kedua terkait non saham, tentu saja obligasi saat ini secara rising fund (penggalangan dana) sebagian besar adalah obligasi, namun kita juga berusaha meningkatkan non saham lainnya, misalnya terkait dengan DIRE, DINFRA [dana investasi real estat/syariah, dana investasi infrastruktur], dan lain sebagainya, ataupun ETF [exchange traded fund] jadi itu juga kita lakukan, bagaimana kita bisa meningkatkan nilai transaksi dari di luar saham.

(wep/hps)

No more pages