Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan pamor obligasi domestik juga didorong oleh krisis perbankan di Eropa yang melibatkan salah satu bank global terbesar, Credit Suisse.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi menunjuk pada “crash” yang terjadi pada obligasi AT-1, obligasi milik Credit Suisse pekan lalu, akan mendorong arus penarikan dana dari pasar obligasi negara maju yang nilai pasarnya mencapai US$ 250 miliar dan beralih ke aset surat utang di emerging market terutama Indonesia. “Ada kemungkinan arus modal itu akan dialihkan ke pasar obligasi domestik terutama SBN mengingat yield-nya mirip dengan AT-1 di kisaran 6,8%-7%,” jelasnya. 

Dengan selisih yield dengan US Treasury kini stabil di kisaran 350 bps, membuat obligasi terbitan pemerintah RI makin menarik dikoleksi dan menjadi saat yang tepat bagi pemodal untuk mengakumulasi SUN sebelum harganya semakin melejit diserbu pemodal asing.

Lelang SUN Bakal Diserbu Lagi

Kinerja rupiah dibandingkan mata uang emerging market dan Asia lain (Bloomberg)

Pemerintah akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa pekan depan (28/3/2023) dengan target indikatif Rp 20 triliun dan target maksimal sebesar Rp 30 triliun. 

Ada 7 seri SUN yang akan dilelang pekan depan di mana dua di antaranya adalah emisi baru yaitu SPN03230628 dan SPN12240328 yang tenornya di bawah 1 tahun dan 5 seri yaitu FR0095, FR0096, FR0097, FR0098 dan FR0089. 

Dalam gelar lelang sebelumnya pada 14 Maret, nilai penawaran masuk mencapai Rp 52,66 triliun di mana pemodal asing mencatatkan incoming bids sebesar Rp 10,3 triliun terutama untuk seri SUN tenor 5 dan 10 tahun. 

Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI, per 17 Maret lalu, kepemilikan modal asing di SBN mencapai Rp 805,78 triliun, setara dengan 14,74% dari total SBN di pasar sekunder.

Ada kemungkinan arus modal di pasar obligasi negara maju dengan nilai pasar US$ 250 miliar akan dialihkan ke pasar obligasi domestik terutama SBN mengingat yield-nya mirip dengan AT-1 di kisaran 6,8%-7%.

Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas

Persentase itu dinilai masih underweight menyiratkan sinyalemen serbuan pemodal asing akan lebih tinggi lagi di masa mendatang. Selama 2023 hingga data setelmen pada 16 Maret, pemodal asing mencatat nett buy di pasar SBN senilai Rp 39,7 triliun berbanding dengan jual bersih di pasar saham Rp 520 miliar. 

Arus modal asing yang kembali menyerbu pasar domestik terutama di surat utang juga terindikasi dari melandainya tingkat yield SUN tenor 10 tahun ke level 6,82%, turun 8 bps.

Bukan cuma itu, tingkat persepsi risiko investasi di Indonesia juga kembali membaik terlihat dari tingkat premi Credit Default Swap (CDS) 5 tahun yang turun ke posisi 109,133 pada pukul 11:15 WIB, Jumat hari ini, setelah sempat menyentuh ke level tertinggi selama 2023 di posisi 123 pada 20 Maret lalu. 

Kesemua itu membawa nilai tukar rupiah semakin perkasa menghadapi dolar AS. Hari ini, nilai tukar rupiah melesat lebih dari 1% sejak pembukaan pasar ke level Rp 15.193 per dolar AS, pada pukul 11:27 WIB, Jumat ini. 

(rui/aji)

No more pages