Logo Bloomberg Technoz

Hal ini menjadikan pemulihan peralatan dan perlindungan jaringan listrik sebagai prioritas utama bagi pemerintah meskipun pemerintah masih kesulitan memperkirakan seberapa besar kerusakan yang telah terjadi.

“Kehancuran yang terjadi sangat signifikan pada pembangkit listrik dan transmisi listrik. Situasinya sulit,” kata Galushchenko dalam sebuah wawancara di kantornya di jalan utama Kyiv.

“Kami masih belum mengetahui skala kerusakannya karena banyak fasilitas yang masih berupa puing-puing dan kami tidak dapat menjangkaunya.”

Bangunan hancur dan rusak di Avdiivka, Ukraina, Desember 2023./dok. Bloomberg


Total kerugian belum diperkirakan secara resmi, tetapi Galushchenko mengatakan kerugiannya sudah mencapai miliaran hryvnia. Adapun, 1 miliar hryvnia setara dengan sekitar US$26 juta, angka ini kemungkinan terus meningkat. Skalanya pada akhirnya bisa mencapai miliaran dolar.

Para pejabat mengatakan, 6 gigawatt listrik telah terdampak, tiga kali lebih besar dari rencana Ukraina untuk mengimpor listrik dari sekutu baratnya pada musim dingin ini. DTEK, perusahaan energi swasta terbesar di Ukraina, mengatakan 80% fasilitasnya rusak parah.

Galushchenko mengatakan, Ukraina sedang mencari peralatan energi yang dibutuhkannya di seluruh dunia khususnya di negara-negara tetangga untuk menggantikan mesin-mesinnya yang rusak. Namun, perburuan itu mungkin tidak ada gunanya kecuali negara tersebut memiliki pertahanan udara yang memadai.

Sementara itu, paket bantuan penting AS yang berjumlah lebih dari US$60 miliar disimpan di DPR dan amunisinya semakin menipis.

Bencana Ekologis

Galushchenko menyebutkan pembangkit listrik tenaga panas dan air telah menjadi fokus utama serangan Rusia pada musim semi. Serangan-serangan tersebut tidak hanya mengancam hilangnya listrik, namun juga bencana ekologis.

“Serangan terhadap pembangkit listrik tenaga air adalah tindakan terorisme dan kejahatan perang, karena hal tersebut tidak hanya berdampak pada produksi energi, namun juga pengoperasian bendungan di seberang sungai,” kata menteri tersebut.

Setelah fasilitas pembangkit listrik tenaga air Dnister dan Kaniv di Ukraina dihantam dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia ingin mengulangi bencana yang terjadi di wilayah Kherson musim panas lalu, ketika kehancuran bendungan Kakhovka menyebabkan banjir besar.

Tujuan Rusia adalah menghancurkan perekonomian Ukraina, kata Galushchenko, seraya menambahkan bahwa kerusakan jaringan listrik yang lebih besar akan mempersulit pencapaian puncak konsumsi musim panas ini.

“Kami pasti akan berkomunikasi dengan masyarakat,” ujarnya. “Semua orang ingin hidup nyaman, tapi kita harus memikirkan fakta bahwa saat ini ada keterbatasan.”

Dalam dua tahun terakhir, Kyiv berhasil menerapkan kampanye “konsumsi yang wajar”, menerapkan pemadaman bergilir seperti menghentikan transportasi listrik perkotaan, dan meminta warga Ukraina untuk hanya menggunakan perangkat yang benar-benar mereka perlukan.

“Tergantung pada situasi di bulan Juli dan Agustus, kami akan meminta masyarakat untuk menabung sebanyak mungkin,” kata Galushchenko. “Rusia tidak dapat mengulangi pemadaman listrik pada tahun 2022 dan 2023. Bahkan jika terjadi kerusakan besar, kita akan memiliki pembangkit listrik dasar yang dapat memenuhi 30% hingga 50% kebutuhan kita.”

Menurut Galushchenko pemerintah sedang mempelajari berbagai cara untuk membiayai perbaikan aset energinya. Kyiv menaikkan harga listrik hampir dua kali lipat pada Juni tahun lalu setelah serangan musim dingin.

“Saat ini situasinya bahkan lebih rumit dibandingkan tahun lalu, karena kita telah kehilangan banyak produksi pembangkit listrik tenaga air dan harus melakukan perbaikan rutin pada unit nuklir,” katanya.

Di sisi lain, Ukraina berencana membangun dua blok nuklir lagi di pembangkit listrik tenaga nuklir Khmelnytskyi, menggunakan peralatan yang tersedia. Salah satu unit hampir siap, menurut para pejabat. 

Juli tahun lalu, anggota parlemen Bulgaria menyetujui rencana untuk meninggalkan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di kota Belene di Danube yang sudah berumur puluhan tahun dan menegosiasikan penjualan peralatan ke Ukraina. Rencana tersebut mencakup penjualan dua reaktor, yakni pembangkit uap dan peralatan lainnya.

“Setelah kami memiliki badan blok, kami memerlukan waktu dua setengah tahun untuk mulai mengoperasikan unit tersebut, yang dapat menambah satu gigawatt ke volume pasokan listrik,” kata Galushchenko. “Ini sangat penting karena perekonomian Ukraina akan membutuhkan lebih banyak listrik.”

(bbn)

No more pages