Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Bisa Lanjut Menguat, tapi Masih Dibayangi Capital Outflow

Tim Riset Bloomberg Technoz
14 March 2024 07:50

Ilutrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilutrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah berhasil mengawali pekan ini dengan penguatan, nilai rupiah dalam perdagangan spot hari ini, Kamis (14/3/2024), akan menghadapi ujian yang bisa membawanya berbalik melemah.

Sentimen pasar global berbalik bearish pasca rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) pada Selasa lalu dan hari ini pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi harga produsen serta data penjualan ritel AS nanti malam.

Hari ini, Bank Indonesia juga akan merilis data terbaru penjualan eceran untuk bulan Februari setelah kemarin mempublikasikan hasil survei konsumen. Survei konsumen Februari memberi peringatan lebih jelas bahwa kondisi keuangan masyarakat Indonesia saat ini tengah memburuk ke level terendah dua tahun sehingga mengikis tingkat keyakinan konsumen.

Arus keluar modal asing dari pasar domestik memuncak dengan posisi kepemilikan asing di surat berharga negara semakin berkurang ke posisi Rp825,89 triliun per 8 Maret lalu, terendah sejak akhir November 2023. Imbal hasil surat utang RI melonjak, terutama untuk SBN berdenominasi valas (INDON). Lelang SUN yang dilangsungkan kemarin juga mencatat penurunan tipis nilai permintaan yang masuk dari pelaku pasar.

Namun, sentimen pemberat dari pasar surat utang itu sepertinya ternetralisir oleh pasar saham di mana indeks harga saham kemarin kembali memecahkan rekor. Tekanan pada rupiah kemarin jadi terbatas sehingga mata uang Indonesia ini berhasil menguat dalam perdagangan kemarin ditutup di Rp15.575/US$, ketika sebagian besar valuta Asia melemah.