Logo Bloomberg Technoz

Banyak Mafia BBM, Aturan Pembatasan Pertalite Rawan Muspra

Dovana Hasiana
13 March 2024 15:20

Seorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan./Bolomberg-Dimas Ardian
Seorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan./Bolomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengendalian distribusi Pertalite dan Solar agar subsidi serta kompensasi bahan bakar minyak (BBM) tepat sasaran dinilai tidak cukup bila hanya mengandalkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Pakar energi dan peneliti di Alpha Research Database Ferdy Hasiman menilai PT Pertamina (Persero) sebagai operator juga harus berperan aktif dalam pengendalian distribusi BBM, khususnya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya.

Ferdy menengarai banyak mafia yang bermain di rantai pasok bahan bakar, khususnya dalam penyaluran BBM ke daerah-daerah di Indonesia. Sebagai gambaran, banyak SPBU di beberapa daerah yang tutup lebih cepat, tetapi terdapat oknum yang menjual BBM eceran di pinggir jalan.

“Saya beberapa kali ke Rote, Flores. Ini tempat terluar dan terjauh. Banyak SPBU tutup jam 4 atau jam 5 sore. Lalu setelah itu jual BBM eceran di pinggir jalan. Ini kan tidak boleh,” ujar Ferdy saat dihubungi Bloomberg Technoz, Rabu (13/3/2024).

Konsumen membeli Pertalite di SPBU Pertamina./Bloomberg-Dimas Ardian

Selain itu, Ferdy juga melihat ada ketidaksesuaian dalam penyaluran di Labuan Bajo. Dirinya melihat banyak truk-truk besar yang antre untuk membawa solar kepada kapal-kapal wisata di Labuan Bajo. Akibatnya, masyarakat di Labuan Bajo harus antre untuk membeli BBM dari jam 6 pagi hingga 10 malam.