Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan terbaru di Eropa menjadi katalis bagi kenaikan harga batu bara. Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terbaru bagi Rusia atas serangan Negeri Beruang Merah ke Ukraina.

“Negara menetapkan 3 pejabat pemerintahan Rusia yang terlibat atas pembunuhan tokoh oposisi Aleksey Navalny. Negara juga memberi sanksi kepada lebih dari 500 target sebagai tambahan atas represi, pelanggaran hak asasi, dan agresi di Ukraina. Negara juga menambah lebih dari 90 perusahaan ke dalam daftar,” ungkap keterangan tertulis dari Departemen Keuangan AS.

Pelaku pasar menilai sanksi terbaru itu bisa mempengaruhi permintaan batu bara Rusia. Sejak perang meletus di Ukraina, negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu menjual sumber daya alam dengan harga diskon dan dibeli oleh sejumlah negara seperti India dan China.

“Dengan sanksi baru ini, saya tidak berpikir perusahaan-perusahaan besar di India ingin membeli batu bara dari Rusia. Pengiriman tidak akan berhenti, tetapi orang-orang akan lebih menghindari barang dari Rusia,” ungkap seorang trader di India di sela-sela acara Coaltrans Conference di Goa (India), seperti diberitakan Bloomberg News.

Saat pasokan batu bara murah dari Rusia makin sulit masuk ke pasar, maka pembentukan harga akan berubah. Harga akan bergerak naik, karena tidak ada lagi barang murah yang tersedia dengan mudah.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 69,99. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu diwaspadai bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di angka 100. Sudah maksimal, sudah sangat jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, kemungkinan harga batu bara akan memasuki fase konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 125/ton. Jika tertembus, maka US$ 122/ton bisa menjadi target selanjutnya.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 137/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara naik ke arah US$ 142/ton.

(aji)

No more pages