Logo Bloomberg Technoz

Kelangkaan Beras di Ritel Modern, Benarkah Imbas Program Bansos?

Dovana Hasiana
13 February 2024 11:20

Beras./Bloomberg-Anindito Mukherjee
Beras./Bloomberg-Anindito Mukherjee

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan peritel menuding isu gangguan pasok beras ke ritel modern akhir-akhir ini turut dipicu oleh masifnya program bantuan sosial atau bansos pangan yang berimbas pada disrupsi suplai beras Perum Bulog (Persero) ke tingkat pengecer. 

Menurt Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicolas Mandey, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog pada beberapa waktu terakhir tidak berjalan dengan lancar ke ritel modern. 

Penyebabnya, kata Roy, pemerintah pada momentum tertentu harus memprioritaskan beras impor Bulog untuk penyaluran bantuan pangan beras sebesar 10 kilogram (kg) kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang dilanjutkan hingga Juni 2024. Apalagi, pasok beras impor sempat mengalami gangguan.

Dalam kaitan itu, Roy menjelaskan distribusi beras SPHP ke ritel sedikit terabaikan karena pasokan beras impor harus digunakan untuk penyaluran bantuan pangan.

“SPHP lancar, tetapi kemarin ada prioritas ke bansos. Jadi impor belum masuk, tetapi pemerintah harus berikan [bantuan pangan kepada] 22 juta masyarakat dengan beras 10 kg. Kemarin sudah dapat beras SPHP, tetapi ada proses di mana beras impor belum datang diutamakan juga yang lain, [[sehingga suplai beras SPHP di ritel modern] agak berkurang sedikit,” ujar Roy saat ditemui di Kantor Food Station, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

Penjualan beras di supermarket. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)