Logo Bloomberg Technoz

Kurangnya insinyur perangkat lunak di Jepang secara khusus menyebabkan negara tersebut tertinggal dalam transformasi digital. Laporan tersebut merekomendasikan langkah ke arah perekrutan pekerja asing, karena 31% manajer perekrutan teknologi menyebutkan kurangnya kandidat terampil sebagai tantangan terbesar mereka untuk tahun ini. Populasi pekerja asing Jepang baru-baru ini meningkat, melampaui dua juta untuk pertama kalinya pada Oktober.

"Banyak organisasi di Jepang pasti bisa melihat keluar dan mencari lebih jauh lagi, dan saya pikir mereka mungkin akan menemukan lebih banyak talenta terampil atau mungkin individu yang memiliki lebih banyak pengalaman dengan teknologi terdepan," kata Lionel Kaidatzis, Managing Director Morgan McKinley Japan. "Saya pikir sudah membaik, tapi saya merasa masih ada jalan yang panjang."

Perusahaan berfokus pada talenta berkualitas tinggi, daripada merekrut banyak pekerja. Hal ini membuat lingkungan kerja lebih kompetitif. Setengah dari manajer perekrutan teknologi berencana untuk menambah jumlah karyawan mereka pada paruh pertama 2024.

Tawaran gaji tinggi menjadi prioritas utama bagi pekerja teknologi ketika berpindah pekerjaan. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah tawaran yang ditolak oleh calon karyawan tahun lalu tidak pernah terjadi sebelumnya karena kompensasi yang tidak cukup tinggi. 

Lebih dari 70% pemberi kerja di bidang ini berencana untuk menaikkan gaji pada peran tertentu tahun ini. Hal ini disebabkan rumah tangga di Jepang terus menghadapi kesulitan dengan gaji mereka yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harga.

"Saya masih berpikir bahwa Jepang tertinggal dalam hal ini dan tentu saja perlu penekanan yang signifikan pada peningkatan gaji di Jepang," kata Kaidatzis.

(bbn)

No more pages