Logo Bloomberg Technoz

Bahlil Akui Smelter Dikuasai Asing, tetapi Bantah RI Dirugikan

Muhammad Fikri
24 January 2024 13:40

Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian
Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan alasan minimnya investasi pabrik peleburan dan pengolahan (smelter) mineral logam yang bersumber dari pengusaha lokal di Indonesia.

Smelter memang mayoritas asing. Kenapa asing? Karena perbankan kita belum mau membiayai ini. Kalaupun mau membiayai itu harus sekitar 30%—40%. Pertanyaan saya, siapa pengusaha republik ini yang bisa melakukan ini [membiayai proyek smelter]. Palingan itu lagi, itu lagi,” ujarnya saat konferensi pers Kinerja Investasi 2023, Rabu (24/1/2024).

Bagaimanapun, dia membantah jika dominasi asing dalam proyek smelter Indonesia menyebabkan negara ini tidak menikmati kenaikan nilai ekspor secara maksimal. Dia pun menyinggung kritikus yang kerap menuding bahwa proyek nikel RI hanya menguntungkan asing.

“Itulah mengapa negara menghentikan [ekspor nikel mentah], agar proses hilirisasinya terjadi. Jadi terus mengurangi defisit neraca perdagangan kita. Jadi kata orang ‘sudah ekspor saja [barang mentah]’. Memangnya kalau enggak ekspor, enggak ngegali itu tambang?” cetusnya.

Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)


Sebelumnya, kalangan ekonom memang menilai jorjoran program penghiliran, termasuk industri smelter nikel yang dihelat Pemerintah Indonesia beberapa tahun terakhir, sejatinya lebih menguntungkan asing, alih-alih industri di dalam negeri.