Logo Bloomberg Technoz

Alhasil, pendapatan operasional Sea Ltd mencatatkan angka positif sebesar US$ 342,86 juta, dibandingkan sebelumnya yang mencatat angka negatif sebesar US$ 442 juta. Torehan positif ini membawa Adjusted EBITDA ke tren positif US$ 495,65 juta, dibandingkan sebelumnya yang mencatat angka negatif sebesar US$ 492,14 juta.

Grab Holdings Ltd.

Adapun Grab Holdings Ltd. berhasil mencatatkan penurunan kerugian hingga 65% pada periode kuartal IV-2022, hasil positif dari peningkatan pendapatan dari sejumlah lini bisnis Perseroan.

Tercatat, angka pendapatan Grab Holdings Ltd mencapai US$ 502 juta (Rp 7,7 triliun), pencapaian ini melesat 311% secara tahunan. Menariknya, Grab berhasil menekan angka beban penjualan dan pemasaran mencapai 16,7% menjadi hanya US$ 70 juta (Rp 1 triliun).

 
GrabFood driver (courtesy of Grab)

Kinerja positif di atas membawa rugi bersih Grab tersisa US$ 391 juta (Rp 6 triliun), atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya dengan catatan rugi bersih sebesar US$ 1,1 miliar (Rp 16,8 triliun). Adjusted EBITDA Grab juga masuk tren positif menjadi US$ 112 juta, dibandingkan sebelumnya yang masih mencatat angka negatif sebesar US$ 113 juta.

Berdasarkan segmen bisnisnya, Grab berhasil membukukan pendapatan yang bertumbuh dari seluruh lini. Bisnis pengiriman barang dan makanan (GrabExpress dan GrabFood) mencatat kenaikan pendapatan menjadi US$ 268 juta. Bisnis mobilitas pengantaran orang (GrabBike) mencapai pendapatan US$ 189 juta, dan bisnis Finansial Grab US$ 28 juta.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Posisi selanjutnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang belum membukukan kinerja keuangan ke arah positif. Pada kuartal III-2022, GOTO masih mencatatkan kerugian yang bahkan terus meningkat. Rugi bersih GOTO tercatat Rp 20,32 triliun, atau naik 75% secara tahunan.

Gojek, Goto (Dok: Goto)

Sejatinya pendapatan bersih milik GOTO tercatat naik 134% bersamaan dengan sejumlah beban yang juga ikut mencatatkan kenaikan. Hal ini nampak pada beban pokok pendapatan yang naik 52%, beban penjualan dan pemasaran naik 138%. Beban operasional dan pendukung lain-lain juga tercatat ikut naik hingga 23,5%.

Secara lebih detail, GOTO berhasil mencatatkan kenaikan pada imbalan jasa mencapai 72% menjadi Rp 12,43 triliun. Pada segmentasi bisnis, imbalan iklan naik 148% menjadi Rp 1,73 triliun. Lini bisnis jasa pengiriman naik 17% menjadi Rp 1,37 triliun. Demikian juga imbalan transaksi dan pembayaran tercatat naik 33% menjadi Rp 640 miliar.

Target dan Strategi Kinerja

Meski Grab dan GOTO masih mencatatkan kerugian, keduanya optimis akan mencatatkan kenaikan profitabilitas dengan nantinya akan berhasil mencatat laba bersih. Sejumlah strategi dan tren positif pun terus digencarkan.

GOTO memaparkan, Perseroan akan secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

Terkini, GOTO sudah menyiapkan tiga langkah strategis yaitu menggencarkan inovasi teknologi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan; peningkatan variasi produk guna mendorong pertumbuhan berbagai segmen pelanggan; serta dukungan bagi mitra untuk dampak jangka panjang.

Senada, Grab juga menargetkan tak akan lagi mencetak rugi pada kinerja 2023. Perseroan akan berfokus meraih peningkatan permintaan pada segmentasi bisnis mobilitas, mengoptimalkan biaya-biaya, mengurangi biaya layanan, dan terus berinovasi pada produk dan layanan yang mendorong kelekatan dan keterlibatan dalam ekosistem. 

Potensi lini bisnis mobilitas pun diprediksi terus bertumbuh seiring tren penggunaan layanan digital pasca-pandemi. Menurut studi Google, Temasek and Bain & Company, masyarakat tetap berminat dan bahkan berniat meningkatkan intensitas penggunaan layanan berbasis digital.

(fad)

No more pages