Logo Bloomberg Technoz

Adapun, pasar nontradisional yang ingin disasar adalah India, Pakistan, Mesir, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Pasar-pasar tersebut dinilai potensial karena perdagangan Indonesia dengan beberapa negara tersebut sudah mencatatkan surplus.

“Pakistan itu kalau tidak salah tahun lalu surplusnya US$3 miliar, Bangladesh kita surplus US$2 miliar. Jadi kita cari pasar baru selain juga membuat produk-produk kita memiliki nilai tambah seperti hilirisasi,” lanjutnya. 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, Kamis (4/1/2024)./Bloomberg Technoz-Dovana

Strategi Berbeda

Dimintai konfirmasi secara terpisah, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan CPO memang tetap menjadi salah satu komoditas yang diandalkan. 

Namun, pemerintah menerapkan strategi yang berbeda agar target pertumbuhan 2,5%—4,5% pada 2024 bisa tercapai, yakni dengan menargetkan pasar baru.

“Membuat program ekspor dari misi dagang, berpartisipasi aktif dalam beberapa pameran, memperluas akses pasar dengan membuka terus perjanjian dagang dengan negara-negara yang sedang kita tuju,” ujar Didi.

Mencuplik data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi ekspor nonmigas 2023 per November 2023 mencapai US$20,72 miliar. Sepanjang 11 bulan pertama tahun lalu, capaian secara kumulatif menyentuh US$221,96 miliar.

Ekspor nonmigas sepanjang Januari—November 2023 ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral (BBM) atau batu bara US$39,7 miliar, lemak dan minyak hewani/nabati atau CPO US$26,45 miliar, besi dan baja US$24,42 miliar, mesin dan peralatan elektrik US$13,26 miliar, serta kendaraan dan bagiannya US$10,32 miliar. 

(dov/wdh)

No more pages