Logo Bloomberg Technoz

China dan Jepang Kompak Bikin Matahari Buatan, Ini Perbedaannya

Redaksi
15 December 2023 16:50

Ilustrasi Sinar Ultra Violet dari Matahari (Kiyoshi Ota/Bloomberg)
Ilustrasi Sinar Ultra Violet dari Matahari (Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Reaktor fusi nuklir yang disebut "Matahari buatan" di Jepang resmi mulai beroperasi pada awal Desember 2023, menyusul keberhasilan China, yang sebelumnya juga memiliki proyek ini. Lantas, apa perbedaan antara matahari buatan Jepang dan China?

Matahari Buatan Jepang

Sebagian besar orang percaya bahwa matahari buatan Jepang adalah yang terbesar di dunia. Reaktor fusi nuklir JT-60SA ini adalah produk dari perjanjian sains internasional antara Eropa dan Jepang yang dikenal sebagai Broader Approach. Dianggap sebagai perangkat fusi paling kuat hingga saat ini dan menggunakan kurungan magnetik untuk mempelajari operasi plasma.

Tujuan dari reaktor JT-60SA adalah untuk mempelajari potensi fusi sebagai sumber energi bersih, berskala besar, dan bebas karbon yang aman karena menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan untuk memproduksinya.

Reaktor fusi nuklir ini dibangun di sebuah hanggar di kawasan Naka, utara Tokyo, oleh para pakar. Mesin ini, yang memiliki tinggi enam lantai, terdiri dari tempat "Tokamak" berbentuk donat yang mengandung plasma yang dipanaskan hingga 200 juta derajat Celcius.

"Tokamak" berasal dari kata toroidal'naya kamera magnitnymi katushkamiyang. Kurang lebih artinya adalah ruang toroidal dengan koil magnetik. Secara sederhana, tokamak adalah alat yang menggunakan medan magnet torus untuk mengurung plasma.