Logo Bloomberg Technoz


“Rencana pengembangannya, Eni menargetkan untuk mempercepat dengan mencontoh apa yang mereka lakukan di Mesir. Insyaallah dilaksanakan dalam 3 tahun, jadi targetnya 2027 atau 2028 sudah onstream,” jelas Dwi.

Dia mengelaborasi operasional Geng North-1 tidak membutuhkan fasilitas gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) plant seperti di Blok Tangguh, tetapi langsung memanfaatkan LNG plant di Bontang yang saat ini sudah berjalan sebanyak 2 train.

“Dengan tambahan Geng North-1 dan IDD [Indonesia Deepwater Development] bagian utara, [kilang Bontang akan] menjadi jalan 4 train dengan 1 train standby. Ini akan sangat bagus untuk menghidupkan kembali LNG Bontang.”

Dwi pun menambahkan, berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari Eni, wilayah di sekitar Geng North-1 dan IDD sangat potensial untuk bisa digarap demi menjaga plato dengan potensi kekayaan 1.700 juta standar kaki kubik (MMSCF).

Sebagai perbandingan, di BP Tangguh saat ini beroperasi dengan 2.100 MMSCF, sedangkan di Lapangan Abadi Masela nantinya sekitar 1.900—2.000 MMSCF.

“Jadi nanti giant-giant nya ditambah. Nanti potensi giant-nya di Andaman, Aceh kalau nanti menjalankan potensi di Arun,” ujar Dwi. 

Sampai dengan akhir Oktober 2023, Dwi menyebut rasio pemulihan cadangan atau reserves recovery ratio (RRR) dari temuan-temuan sumur baru telah mencapai 103,7% dan akan ditingkatkan menjadi 143% setelah Lapangan Maha di sebelah selatan wilayah kerja Eni beroperasi.

“Nanti akan masuk di FPU Jangkrik untuk menjaga produksi gas dari selatan di level 700 MMSCF,” kata Dwi. 

(wdh)

No more pages