Logo Bloomberg Technoz

Utang Akibat Isu Lingkungan US$4 T, Terparah Bukan dari Batu Bara

Wike Dita Herlinda
29 November 2023 09:30

Proses penambangan batu bara milik PT Indika Energy. (Dok Indikaenergy.co.id)
Proses penambangan batu bara milik PT Indika Energy. (Dok Indikaenergy.co.id)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Moody’s Investors Service memproyeksikan total utang global dari sektor-sektor dengan risiko lingkungan tertinggi di dunia menyentuh US$4,2 triliun (sekitar Rp64,66 kuadriliun) pada tahun ini.

Nominal tersebut naik lebih dua kali lipat dari US$2 triliun yang diperkirakan pada 2015, ketika perjanjian perubahan iklim Paris Agreement ditandatangani. Adapun, sektor-sektor yang paling terdampak kini tidak lagi hanya pertambangan batu bara.

“Hal ini berarti kemampuan berbagai sektor global untuk membayar utangnya akan menghadapi risiko yang lebih besar, yaitu kenaikan permukaan air laut, angin topan, emisi karbon, polusi, ancaman terhadap keanekaragaman hayati, dan tekanan lingkungan lainnya,” papar Moody’s dalam laporannya yang dilansir Rabu (29/11/2023).

Proyeksi utang dunia akibat dampak lingkungan senilai lebih dari US$4 triliun itu diklaim setara dengan nilai produk domestik bruto (PDB) Jerman, yang notabene terbesar keempat di dunia.

Utang akibat faktor lingkungan, menurut laporan Moody’s, terus mengalami kenaikan 8 tahun terakhir. Sebagai perbandingan; pada 2015 nilainya ‘hanya’ US$2 triliun, 2018 naik menjadi US$2,2 triliun, 2020 menyentuh US$3,4 triliun, sebelum akhirnya mencapai US$4,2 triliun tahun ini.