Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Taruh Uang di 'Deposito' BI Cuan, Bank Bisa Malas Beri Kredit

Ruisa Khoiriyah
13 November 2023 13:40

Pelemahan nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS terus tertekan (Bloomberg)
Pelemahan nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS terus tertekan (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta -  Langkah Bank Indonesia (BI) merilis instrumen moneter baru jangka pendek yang menyasar individu berkocek tebal bukan cuma dibayangi risiko crowding out effect atau perebutan dana nasabah.

Tawaran bunga atau imbal hasil tinggi yang diberikan oleh BI berpotensi membuat para bankir semakin malas menyalurkan dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) menjadi kredit atau pinjaman ke sektor riil. 

Penempatan dana di BI nyaris tanpa risiko bagi bank, ditambah dengan imbal hasil menarik, para bankir masih bisa menikmati selisih cuan dari 'parkir dana' di bank sentral alih-alih bekerja keras menyalurkan kredit ke sektor riil. 

Itu bisa menjadi kabar buruk bagi perekonomian yang sejauh ini tumbuh melambat hanya 4,94% pada kuartal III-2024 dan penyaluran kredit semakin lambat hanya tumbuh 8,7% pada September lalu.

Instrumen baru itu adalah Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sertifikat Valas BI (SVBI) dan Sukuk Valas BI (SuVBI). Yang pertama sudah dilansir sejak 15 September. Yang kedua dan ketiga baru akan ditawarkan perdana pada 21 November nanti.