Harga minyak turun tajam selama 3 pekan terakhir memang dikarena kekhawatiran akan penurunan permintaan. Selain itu, pasokan dari Timur Tengah pun tidak terpengaruh akibat perang Israel-Hamas.
Dalam kaitan itu, Faisal tetap mewaspadai jika ke depan harga minyak bakal kembali naik. Hal itu, kata dia, mengingat ketidakpastian konflik geopolitik dan geoekonomi yang kini masih menghantui anomali harga minyak.
"Tapi kalau nanti berkembang, dinamikanya sampai ke negara-negara yang punya peran ekonomi, terutama minyak seperti Iran, ini yang bisa punya dampak yang dalam waktu singkat bisa langsung ada loncatan," ujarnya.
Senada, Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi pun berpendapat dengan melandainya harga minyak saat ini, dapat membuka peluang harga BBM nonsubsidi kembali turun pada Desember.
Dia pun memproyeksikan harga minyak dunia masih berpeluang turun ke level US$75/barel hingga akhir tahun ini.
Adapun awal bulan ini, PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga BBM nonsubsidi setelah naik setiap tanggal 1 selama dua bulan terakhir. Bensin jenis Pertamax turun Rp600/liter menjadi Rp13.400/liter dari bulan sebelumnya seharga Rp14.000.
Pertamax Turbo juga turun Rp1.100/liter menjadi Rp 15.500/liter, dari sebelumnya Rp16.600/liter. Selanjutnya, harga BBM keluaran terbaru Pertamina, yakni Pertamax Green 95 dipatok Rp15.000/liter atau turun Rp1.000 dari Oktober 2023 yang berada di harga Rp16.000/liter.
Harga BBM kelompok solar nonsubsidi, seperti Dexlite juga turun menjadi Rp16.950/liter dari sebelumnya Rp17.200/liter. Lalu, Pertamina Dex turun turun menjadi Rp17.650/liter dari bulan lalu yang dibanderol Rp17.900/liter.
(ibn/ain)