Logo Bloomberg Technoz

Ekspor CPO Kian Dikorbankan demi Ambisi Biodiesel RI

Sultan Ibnu Affan
07 November 2023 11:05

Biodiesel berbasis minyak kelapa sawit. (Dok. Bloomberg)
Biodiesel berbasis minyak kelapa sawit. (Dok. Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut ambisi Pemerintah Indonesia memacu program mandatori biodiesel di dalam negeri bakal makin mencederai kinerja ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) serta derivatifnya.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan produksi CPO Indonesia cenderung stagnan dalam 4 tahun terakhir, bahkan dengan tren menurun.

Berbanding terbalik, kata Eddy, konsumsi dalam negeri naik secara konsisten akibat makin agresifnya kebijakan mandatori biodiesel. Dia mencontohkan dari 2021 ke 2022, konsumsi CPO di dalam negeri naik dari 3 juta ton menjadi 21 juta ton, didominasi oleh kebutuhan untuk FAME biodiesel.

“Tahun ini diperkirakan konsumsi naik menjadi 24—25 juta ton, padahal total produksi CPO dan CPKO masih sekitar 51 juta ton. Kalau produktivitas dan produksi tidak ditingkatkan, maka ekspor yang akan dikorbankan,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (7/11/2023).

Kalau produktivitas dan produksi [lahan kelapa sawit] tidak ditingkatkan, maka ekspor yang akan dikorbankan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono

Eddy mengatakan tingginya kebutuhan CPO di dalam negeri untuk biodiesel – yang mulai mengubah orientasi pasar komoditas andalan ekspor nonmigas tersebut – harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas lahan sawit melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).