Logo Bloomberg Technoz

Alih-alih mencatat penghasilan lain-lain, penuruna itu justru membuat BNBR membukukan rugi lain-lain bersih Rp35,92 miliar di akhir kuartal III-2023 dari sebelumnya laba Rp96,79 miliar.

Meski demikian, BNBR masih mampi mencatat laba bersih Rp123 miliar. Cuma memang, kenaikannya tipis, sekitar 1% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp122 miliar.

Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya N. Bakrie mengatakan, kinerja BNBR tak lepas dari catatan positif pendapatan sejumlah unit usaha Perseroan, antara lain PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp1,85 triliun, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) Group sebesar Rp890,99 miliar dan PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) Group sebesar Rp328,27 miliar.

Ia menambahkan, menutup kuartal III-2023 ini, BNBR terus mengakselerasi pengembangan proyek strategis, antara lain di sektor elektrifikasi transportasi yang dikembangkan VKTR. BNBR juga tengah mempercepat ekspansi proyek-proyek di sektor energi baru dan terbarukan, seperti pembangunan PLTS Atap dan proyek proyek green energy lainnya. 

“Sektor manufaktur memang masih menjadi penyumbang utama, di urutan kedua terdapat sektor otomotif di mana termasuk di dalamnya pendapatan dari penjualan bus listrik,” jelas Anindya, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (28/10/2023).

Selain itu, lanjut Anindya, BNBR juga tengah mengakselerasi pengembangan infrastruktur energi baru terbarukan, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power, yakni PT Helio Synar Energi (Helio). Belum lama ini, Helio telah berhasil mengembangkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, di pabrik milik unit usaha perseroan, yakni PT Braja Mukti Cakra (BMC). PLTS Atap dengan kapasitas sebesar 317.7 kWp (kilowatt-peak) ini mampu memproduksi energi listrik hingga 434 MWh (megawatt-hour) per tahun. 

(mfd/dhf)

No more pages