Logo Bloomberg Technoz

12 PLTU Batu Bara RI yang Dinilai Layak Dipadamkan Lebih Awal

Sultan Ibnu Affan
26 October 2023 15:00

Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan pakar mengusulkan 12 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara yang dinilai layak dipensiunkan dini lebih awal, dengan menggunakan dana kesepakatan iklim Indonesia senilai US$20 miliar di bawah payung Just Energy Transition Partnership (JETP).

Peneliti Institute for Essential Services Reform (IESR) Julius Christian mengatakan deretan PLTU tersebut memiliki total kapasitas listrik sebesar 14,5 gigawatt (GW), dan dinilai patut dipertimbangkan untuk disuntik mati lebih awal.

Dia berpendapat seluruh PLTU tersebut dinilai lebih menimbulkan dampak sosial yang buruk ke masyarakat, di samping nilai ekonomisnya yang makin berkurang.

"Secara performa ekonomi mereka buruk, tidak menguntungkan. Kemudian secara lingkungan juga emisinya termasuk yang paling besar, dan secara sosial mereka banyak masalah dengan masyarakat. Jadi mereka layak untuk ditutup lebih dahulu," ujar Julius di sela acara Diseminasi White Paper JETP, Kamis (26/10/2023)

PLN sendiri sebelumnya juga telah memenetapkan sejumlah kriteria untuk menyeleksi PLTU batu bara yang akan menjadi sasaran pensiun dini. Pertama, PLTU yang terletak di pulau Jawa. Kedua, PLTU yang tidak memungkinkan untuk mengimplementasikan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS).