Logo Bloomberg Technoz

Bensin & Solar Bakal Makin Tak Laku di RI, tetapi Bukan Gegara EV

Wike Dita Herlinda
12 September 2023 14:40

Seorang pengendara mengisi bahan bakar di pom bensin menjelang pemogokan dua hari di Naples, Italia, Selasa (24/1/2023). (Alessio Paduano/Bloomberg)
Seorang pengendara mengisi bahan bakar di pom bensin menjelang pemogokan dua hari di Naples, Italia, Selasa (24/1/2023). (Alessio Paduano/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia diproyeksi makin anjlok dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu sejalan dengan kian masifnya mandatori biofuel lintas sektor serta komitmen pemerintah untuk memangkas subsidi energi, alih-alih akibat tren adopsi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Menurut riset Fitch, konsumsi seluruh jenis bahan bakar olahan di Indonesia diestimasikan hanya tumbuh 1,3% pada tahun ini dan 1,2% pada 2024; ditopang oleh permintaan yang masih solid untuk avtur dan gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG).

Para periset BMI –lembaga riset Fitch Solutions, bagian dari Fitch Ratings– memperkirakan pertumbuhan permintaan bahan bakar di Indonesia akan terus turun dalam jangka panjang, berbanding lurus dengan upaya pemerintah mendiversifikasi penggunaan energi fosil.

“Permintaan bahan bakar yang lebih rendah di Indonesia diperkirakan dipicu oleh lemahnya kebutuhan terhadap bensin dan solar di sektor transportasi,” papar para periset Fitch dalam laporan yang dilansir Selasa (12/9/2023).

Hanya bahan bakar jenis LPG yang bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan ke depan, didukung oleh kenaikan jumlah rumah tangga yang beralih ke LPG di perdesaan.