Logo Bloomberg Technoz

Bahkan ada saham LQ45 yang termasuk ke dalam unggulan saham-saham berkinerja terbaik mengalami 'Rapor Merah' nyaris 20%.

Berikut daftar 10 saham LQ45 dengan kinerja paling jeblok dalam sebulan terakhir:

  1. PT Bank Jago Tbk (ARTO), turun 19,93%
  2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), turun 15,04%
  3. PT Vale Indonesia Tbk (INCO), turun 14,18%
  4. PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk (GGRM), turun 13,88%
  5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), turun 12,31%
  6. PT Harum Energy Tbk (HRUM), turun 6,02%
  7. PT Astra International Tbk (ASII), turun 5,84%
  8. PT United Tractors Tbk (UNTR), turun 5,54%
  9. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), turun 5,31%
  10. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), turun 5,22%

Dari daftar 10 saham tersebut tercatat ada saham-saham komoditas seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebagai saham yang paling dalam koreksinya, mencapai 14,18%. Kemudian ada saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) drop 5,31%.

Koreksi Harga Komoditas Jadi Salah Satu Pemicu

Koreksi harga nikel, komoditas energi, dan perminyakan membuat harga saham-saham di atas tercatat drop. Harga nikel di London Metal Exchange sepanjang satu bulan terakhir drop mencapai 8,99% point-to-point pada penutupan Agustus di harga US$20.289/ton.

Kontraksi tersebut mendapati sentimen negatif dari rilis data ekonomi terbaru. Perlambatan ekonomi dunia adalah risiko yang sangat nyata, dan berefek secara langsung ke permintaan dan penawaran global.

Harga Nikel pada Perdagangan Agustus (Bloomberg)

Di Zona Euro, pembacaan awal (Flash) aktivitas sektor jasa yang dicerminkan dengan Purchasing Managers Index (PMI) berada di angka 47 pada Agustus. PMI di bawah 50 menunjukkan terjadi kontraksi, bukan ekspansi. Ini menjadi kontraksi pertama sejak 2022.

Di Amerika Serikat (AS), Flash reading untuk PMI sektor manufaktur Agustus adalah 50,4. Turun 1,6 poin dari pencapaian pada Juli, dan sudah dekat dengan stagnasi.

“Akibatnya, pasar menjadi agak sepi. Partisipasi investor terlihat rendah,” ujar Viktoria Kuszak, Research Associate di Sucden Financials Ltd, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Sementara harga minyak jenis Brent pada minggu-minggu terakhir bulan Agustus turun 2,3% dan diperdagangkan di bawah US$85 per barel. Pekan yang penuh hati-hati ini datang di tengah tanda-tanda meningkatnya kelesuan ekonomi di China, mulai dari konsumen yang pesimis atas ekonominya, hingga ekspor yang melemah.

(fad)

No more pages