Logo Bloomberg Technoz

Potret Kini dan Masa Depan Dokter Gigi di Indonesia

Andrean Kristianto
16 April 2025 18:37

Dokter melakukan perawatan gigi pasien di Coterie Clinic, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dokter melakukan perawatan gigi pasien di Coterie Clinic, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kemenkes berencana menambah kuota mahasiswa kedokteran gigi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kemenkes berencana menambah kuota mahasiswa kedokteran gigi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis di bidang kedokteran gigi. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis di bidang kedokteran gigi. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Masalah kesehatan gigi merupakan salah satu yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia, setelah hipertensi (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Masalah kesehatan gigi merupakan salah satu yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia, setelah hipertensi (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Menurut data, sekitar 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami gangguan pada gigi dan mulut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Menurut data, sekitar 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami gangguan pada gigi dan mulut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyatakan bahwa saat ini Indonesia kekurangan lebih dari 10.000 dokter  (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyatakan bahwa saat ini Indonesia kekurangan lebih dari 10.000 dokter (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Hanya 10,2% penduduk mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi, sementara daerah terpencil sering kali tidak memiliki dokter gigi

Hanya 10,2% penduduk mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi, sementara daerah terpencil sering kali tidak memiliki dokter gigi

Dokter melakukan perawatan gigi pasien di Coterie Clinic, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Kemenkes berencana menambah kuota mahasiswa kedokteran gigi. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis di bidang kedokteran gigi. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Masalah kesehatan gigi merupakan salah satu yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia, setelah hipertensi (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Menurut data, sekitar 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami gangguan pada gigi dan mulut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyatakan bahwa saat ini Indonesia kekurangan lebih dari 10.000 dokter  (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Hanya 10,2% penduduk mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi, sementara daerah terpencil sering kali tidak memiliki dokter gigi

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berencana menambah kuota mahasiswa kedokteran gigi serta memberikan penugasan khusus ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya angka masalah kesehatan gigi di masyarakat.

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyatakan bahwa Indonesia kekurangan lebih dari 10.000 dokter gigi. Saat ini, jumlah lulusan dari 38 fakultas kedokteran gigi hanya sekitar 2.650 orang per tahun.

Masalah kesehatan gigi disebut sebagai isu sistemik yang berkaitan dengan penyakit lain, seperti diabetes, jantung, dan kehamilan berisiko. Data menunjukkan bahwa 57,6 persen penduduk mengalami gangguan gigi dan mulut, namun hanya 10,2 persen yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi.

Distribusi dokter gigi menjadi tantangan utama, terutama di daerah terpencil, kepulauan, dan perbatasan yang minim tenaga medis maupun fasilitas. Rasio satu dokter gigi umum melayani lebih dari 5.000 penduduk, sedangkan dokter gigi spesialis melayani hingga 55.000 penduduk.

(dre/ain)