Perwakilan SoftBank dan DigitalBridge tidak berkomentar.
Saham DigitalBridge, yang telah turun 13% tahun ini sebelum Bloomberg News pertama kali melaporkan pembicaraan pada 5 Desember, naik 45% pada hari itu. Perusahaan kini memiliki nilai pasar sekitar US$2,5 miliar (sekitar Rp41,95 triliun), dengan valuasi perusahaan US$3,8 miliar termasuk utang, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pendiri SoftBank, Masayoshi, berusaha memanfaatkan permintaan yang melonjak untuk kapasitas komputasi yang mendasari aplikasi kecerdasan buatan.
DigitalBridge, yang dipimpin oleh Chief Executive Officer (CEO) Marc Ganzi, memiliki aset senilai sekitar US$108 miliar (sekitar Rp1.812 triliun) yang dikelola pada akhir September, menurut situs webnya. Portofolionya mencakup operator infrastruktur digital seperti AIMS, AtlasEdge, DataBank, Switch, Vantage Data Centers, dan Yondr Group.
SoftBank sebelumnya telah melakukan transaksi di bidang pengelolaan aset. Pada 2017, perusahaan tersebut mengakuisisi Fortress Investment Group seharga lebih dari US$3 miliar. Akhirnya, SoftBank menjual sahamnya kepada kelompok yang meliputi dana kekayaan negara Abu Dhabi, Mubadala Investment Co., dan manajemen Fortress dalam transaksi yang diselesaikan pada 2024.
Pada Januari, SoftBank mengumumkan proyek senilai $500 miliar bernama Stargate, bersama OpenAI, Oracle Corp., dan MGX Abu Dhabi, untuk membangun pusat data di AS. Meskipun Masayoshi Son berjanji akan mengucurkan US$100 miliar “segera,” peluncuran Stargate berjalan lebih lambat dari rencana, sebagian karena perselisihan mengenai lokasi pusat data.
SoftBank awalnya mencari pembiayaan proyek dari investor eksternal termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan dana investasi, tetapi beberapa pembicaraan melambat akibat volatilitas pasar, ketidakpastian kebijakan perdagangan AS, dan pertanyaan tentang penilaian keuangan perangkat keras AI, seperti dilaporkan Bloomberg News pada Mei.
OpenAI, Oracle, dan SoftBank mengumumkan rencana pada September untuk lima lokasi baru di Texas, New Mexico, dan Ohio yang pada akhirnya akan memiliki kapasitas daya sebesar 7 gigawatt (GW), atau setara dengan beberapa kota.
Upaya SoftBank ini memerlukan pengalihan dana untuk membebaskan modal. Masayoshi Son bulan ini mengatakan dirinya “menangis” karena harus menjual saham Nvidia Corp. senilai US$5,8 miliar untuk mengalokasikan kembali dana tersebut ke pengeluaran AI lainnya.
(bbn)

































