Menurut dia, hal tersebut berdampak pada daerah-daerah di sebelah pesisir timur Aceh pada 25 dan 26 November 2025 lalu. Tak hanya di Serambi Mekkah, provinsi lainnya seperti Sumut dan Sumbar mengalami intensitas curah hujan yang dinilai amat tinggi. Sumut di pesisir barat dan timur, sementara Sumbar di pesisir barat yang beberapa kali mengalami kondisi curah hujan ekstrem.
"Inilah kenapa untuk Aceh, daerah-daerah di pesisir timur ini adalah daerah-daerah yang paling parah dampaknya akibat Siklon Tropis Senyar ini," ujar Aam.
Dia pun menerangkan BMKG mengategorikan apabila intensitas curah hujan di atas 150 mm/ hari termasuk dalam kategori intensitas hujan ekstrem. "Nah inilah yang kemudian mengakibatkan hampir 52 kabupaten [atau] kota terdampak di tiga provinsi," terang Aam.
Daftar curah hujan ekstrem tertinggi dalam enam tahun terakhir, yang turut memicu bencana hidrometeorologi, menurut data BMKG:
1. Jakarta, 1 Januari 2020 (377 mm/hari)
2. Jakarta, 19 Februari 2021 (226 mm/hari)
3. Nusa Tenggara Timur, 4 April 2021 (306 mm/hari)
4. Jakarta, 3 Maret 2025 (232 mm/hari)
5. Bali, 10 September 2025 (385 mm/hari)
6. Sumatera Barat, 25 November 2025 (261 mm/hari)
7. Aceh, 26 November 2025 (411 mm/hari)
8. Sumatera Utara, 27 November 2025 (390 mm/hari)
(far/ros)





























