Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membeberkan data curah hujan ekstrem tertinggi dalam enam tahun terakhir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang turut memicu bencana hidrometeorologi.

Hal ini menunjukkan pada 25 November 2025 di Sumatra Barat (Sumbar) terdapat intensitas curah hujan mencapai 261 milimeter (mm) per hari, 26 November 2025 di Aceh 411 mm/hari, dan 27 November 2025 di Sumatra Utara (Sumut) 390 mm/hari. Intensitas hujan curah hujan di ketiga provinsi terdampak banjir bandang dan tanah longsor tersebut akibat Siklon Tropis Senyar.

"Kita lihat Siklon Senyar di Aceh, ini adalah catatan intensitas curah hujan paling tinggi yang di-record [dicatat] oleh BMKG dalam enam tahun terakhir. Inilah salah satu faktor pemicu kenapa kemudian kita lihat saat ini dampaknya cukup signifikan," jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, yang disiarkan lewat kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (26/12/2025).

Aam, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa jika melihat data BMKG pada 25-27 November 2025, ada sejumlah titik yang mengalami intensitas hujan ekstrem. Salah satunya, Kabupaten Bireuen, Aceh yang mencapai 418 mm/hari.

"Kita lihat Bireuen sampai 418 milimeter dalam 24 jam. Kita ketahui, curah hujan normal satu tahun itu berkisar di Indonesia 1.500 hingga 4.000 milimeter. Sehingga kalau kita punya 418 [mm] satu hari, itu kira-kira mungkin curah hujan kurun empat sampai lima bulan itu turun dalam satu malam," beber Aam.