Logo Bloomberg Technoz

Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, Amerika, ini menyatakan bahwa regulasi lebih ketat dapat mempersulit upaya melindungi keamanan dan privasi pengguna. Di sisi lain, aturan mengancam akan mengganggu model bisnis App Store yang menghasilkan miliaran dolar per tahun bagi Apple. 

Di Jepang, perubahan ini bertujuan untuk memberikan developer kemampuan memilih cara memproses pembayaran untuk barang dan layanan digital. Perubahan ini juga akan memberikan kontrol lebih besar bagi pengembang dalam mendistribusikan aplikasi melalui pasar alternatif. Selain itu, pembaruan ini memudahkan pengguna untuk memilih browser dan mesin pencari favorit mereka.

Namun, perusahaan memperingatkan bahwa beberapa perubahan ini berpotensi menimbulkan risiko baru bagi pengguna iOS di Jepang, seperti paparan terhadap malware, penipuan, dan skema penipuan.

Untuk membantu mengurangi risiko tersebut, Apple mengandalkan sistem “notarization” – kombinasi antara pemeriksaan otomatis dan review dari manusia – guna menilai fungsi dasar dan ancaman keamanan semua aplikasi iOS.

Akan tetapi, Apple sebut bahwa sistem ini kurang komprehensif dibandingkan dengan tinjauan penuh di App Store, dan pasar aplikasi lain dapat memutuskan untuk menerapkan kebijakan tambahan mereka sendiri dalam proses tinjauan.

Para developer Jepang kini memiliki tiga opsi untuk memproses pembayaran: tetap mengandalkan pembelian dalam aplikasi Apple; menggunakan penyedia layanan pembayaran alternatif di dalam aplikasi mereka; atau mengarahkan pelanggan ke situs web untuk menyelesaikan transaksi.

Perusahaan juga memperkenalkan syarat bisnis baru dengan tingkat komisi dan biaya yang berbeda tergantung pada cara pengembang mendistribusikan aplikasi mereka dan memproses pembayaran. Apple mengatakan beberapa perubahan ini dapat meningkatkan risiko bagi anak-anak, tetapi mereka bekerja sama dengan regulator untuk menetapkan batasan, termasuk membatasi tautan ke situs web eksternal bagi pengguna di bawah 13 tahun.

Biaya baru, yang mencakup komisi 21% untuk beberapa pembayaran dalam aplikasi pihak ketiga dan potongan 15% dari pembelian yang dilakukan di web, menuai kritik dari Chief Executive Officer (CEO) Epic Games Inc., Tim Sweeney. Dia mengatakan di platform media sosial X bahwa game populer perusahaan, Fortnite, tidak akan kembali ke iOS di Jepang tahun ini seperti yang diharapkan.

Epic bertahun-tahun berjuang melawan Apple di pengadilan AS untuk membuka App Store bagi pembayaran alternatif dan pasar aplikasi.

“Apple diwajibkan untuk membuka iOS bagi toko aplikasi pesaing hari ini, namun alih-alih melakukannya dengan jujur, mereka meluncurkan tindakan penghalangan dan pelanggaran hukum yang memalukan sebagai penghinaan terhadap pemerintah dan masyarakat,” tulis dia.

Seorang juru bicara Apple mengatakan perusahaan tidak berencana membawa perubahan di Jepang ke negara lain karena percaya sistem yang ada memberikan keamanan pengguna dan peluang pengembang yang lebih baik. 

Juru bicara juga mengatakan Apple percaya Jepang mengambil pendekatan yang lebih baik daripada UE, dengan menyatakan bahwa DMA telah memaksa Apple untuk melakukan perubahan yang menciptakan pengalaman yang lebih membingungkan dan memperkenalkan risiko yang lebih besar. Misalnya, mandat yang bertujuan membuat teknologi kompatibel dapat mengekspos data pengguna yang sensitif, seperti riwayat Wi-Fi atau notifikasi, kata Apple.

(bbn)

No more pages