Logo Bloomberg Technoz

Namun, ia juga berusaha meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi AS belum sepenuhnya pulih, mengatakan bahwa warga AS akan mendapat manfaat dari undang-undang (UU) pemotongan pajak, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang lebih rendah, dan reformasi perumahan yang lebih luas pada tahun baru.

"Saya akan segera mengumumkan Gubernur Federal Reserve berikutnya, seseorang yang percaya pada suku bunga lebih rendah, dan pembayaran KPR akan turun lebih jauh lagi," beber Trump.

"Awal tahun baru—dan Anda akan melihat ini pada tahun baru—saya akan mengumumkan beberapa rencana reformasi perumahan paling agresif dalam sejarah Amerika."

Kinerja Tahun Pertama Trump

Trump sebelumnya berjanji akan memangkas biaya listrik hingga setengahnya dalam waktu satu tahun setelah menjabat. Sebaliknya, biaya listrik justru melonjak tajam di tengah meningkatnya permintaan. 

Namun, data pemerintah terbaru menunjukkan secara nasional, harga eceran rata-rata listrik naik 7,4% pada September, mencetak rekor 18,07 sen per kWh, kenaikan terbesar sejak Desember 2023.

Sementara menurut Asosiasi Direktur Bantuan Energi Nasional, harga listrik rumah tangga bahkan melonjak lebih tinggi, melesat sebesar 10,5% antara Januari dan Agustus 2025, salah satu kenaikan terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Menambah masalah bagi Trump, penciptaan lapangan kerja di AS lesu dalam beberapa bulan terakhir, di mana kenaikan sebagian besar didorong oleh lapangan kerja di sektor kesehatan yang stabil. 

Laporan tenaga kerja terbaru menunjukkan bahwa perusahaan menambah 64.000 pekerja pada November, berkat lapangan kerja di sektor kesehatan dan kenaikan tertinggi di konstruksi dalam lebih dari setahun. Namun, sektor manufaktur kehilangan pekerja selama tujuh bulan berturut-turut.

Sementara itu, tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam empat tahun, menggarisbawahi betapa banyak warga AS yang kesulitan mencari kerja di tengah kondisi lapangan kerja yang rendah. Pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir, memperkuat kekhawatiran warga AS akan stabilitas pekerjaan.

Trump, bagaimanapun, menyoroti kenaikan upah riil, dengan menyinggung peningkatan upah bagi pekerja pabrik dan penambang.

Layanan kesehatan juga menjadi tantangan terberat, di mana jutaan warga AS diproyeksikan akan mengalami kenaikan biaya. Subsidi tambahan di bawah UU Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act) dijadwalkan berakhir akhir tahun ini. Kongres sendiri terjebak dalam kebuntuan bagaimana mengatasi masalah ini.

Trump beralasan ia menolak perpanjangan subsidi sebagai upaya untuk melawan perusahaan asuransi kesehatan. Padahal, masih banyak pertanyaan mengenai bagaimana strateginya akan berhasil dan apakah hal itu akan menghasilkan kesehatan yang lebih murah atau lebih baik.

"Uang tersebut seharusnya diberikan kepada masyarakat, yaitu Anda, sehingga mereka dapat membeli asuransi kesehatan sendiri, yang akan memberikan manfaat jauh lebih baik dengan biaya jauh lebih rendah," jelasnya.

Trump juga mempromosikan rencananya untuk meluncurkan situs web baru tahun depan yang akan memudahkan warga AS membeli obat resep dengan harga diskon langsung dari pemerintah. Banyak perusahaan farmasi telah menawarkan untuk berpartisipasi dengan imbalan pengecualian tarif.

Tekanan pada sektor perumahan tetap tinggi, setelah harga rumah meroket dan suku bunga KPR berlipat ganda pasca-pandemi. Meski begitu suku bunga belakangan ini turun, tingkat saat ini sebesar 6,22% masih jauh di atas tingkat 3% yang terlihat beberapa tahun lalu.

Trump kini menghadapi tantangan ekonomi yang sama. Survei menunjukkan warga AS khawatir akan biaya hidup dan inflasi, kekhawatiran yang mendorong Partai Demokrat meraih kemenangan penting dalam Pemilu November lalu dan menjadi ancaman besar bagi Trump dan Partai Republik dalam Pemilu 2026 yang akan menentukan kendali Kongres dan masa depan agenda legislatifnya.

Trump berusaha menggalang dukungan dengan memamerkan kinerjanya di sektor lain, mengklaim dia telah menghentikan aliran imigran ilegal dan narkoba sambil memperkuat militer dan memfasilitasi gencatan senjata di Gaza.

Dia juga memamerkan kebijakan tarifnya yang kontroversial, yang dikritik sebagai penyebab inflasi. Namun, Trump menyebutnya sebagai alat diplomatik dan cara untuk menyeimbangkan anggaran seperti gaji anggota militer.

Survei Reuters/Ipsos yang dirilis Selasa menunjukkan tingkat persetujuan Trump merosot ke level terendah selama masa jabatan keduanya, di mana hanya 39% orang dewasa AS yang menyetujui kinerjanya.

—Dengan asistensi laporan dari Jennifer A Dlouhy - Bloomberg News

(ros)

No more pages