Logo Bloomberg Technoz

Dian lalu menyinggung film terbarunya yang mengangkat kisah seorang anak yang mencoba membangunkan ibunya yang koma dengan bantuan aplikasi berbasis AI. Teknologi tersebut awalnya dikembangkan untuk memberikan stimulus berupa suara, musik, dan memori sang ibu guna membantu proses penyembuhan.

Namun, konflik muncul ketika sang anak mulai menyalahgunakan teknologi itu untuk mengisi kekosongan emosional dan menjadikan AI sebagai pengganti figur ibu. “Banyak orang sekarang curhat sama AI. Dari masalah kantor sampai patah hati. Nah, di film ini si anak malah pakai AI untuk substitusi fungsi ibu,” kata Dian.

Ia menegaskan bahwa ruang empati, cinta, dan intuisi manusia adalah wilayah yang tak pernah bisa digantikan oleh mesin. “Film ini mengingatkan bahwa ada ruang yang tidak akan pernah bisa diganti AI. Ruang kasih sayang itu abadi,” ucapnya.

(dec/spt)

No more pages