Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan harga saham MDKA ditengarai atas melesatnya harga tembaga dunia yang melejit berturut–turut hingga mencatat All Time High/ATH, tersengat dua sentimen utama. Pertama, risiko gangguan pasokan, dan harapan tercapainya kesepakatan AS–China.

Seperti yang dilaporkan Bloomberg News, kenaikan harga logam ini didorong oleh risiko dari sisi pasokan, menyusul gangguan produksi di sejumlah tambang besar, serta prospek positif terhadap permintaan seiring transisi energi yang memperkuat faktor pendorong.

Logam industri tersebut naik nyaris 1% menjadi US$11.136 per ton di LME pada siang hari ini.  Terlebih lagi, sepanjang tahun 2025, harga tembaga yang menjadi barometer pertumbuhan ekonomi global ini telah menguat lebih dari 25% year–to–date.

Dengan pencapaian rekor baru ini, harga tembaga berpotensi menembus level US$12.000 per ton, melansir riset Bloomberg.

Sentimen positif juga datang dari kesepakatan besar antara AS–China untuk meredakan ketegangan perang dagang. Donald Trump diagendakan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan bilateral di sela–sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Korea Selatan pada Kamis mendatang. Menjelang pertemuan itu, Trump menyuarakan optimisme atas kemungkinan tercapainya kesepakatan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Tahun ini menjadi periode yang berguncang bagi harga tembaga, salah satu komoditas paling vital di dunia. Harga logam ini berfluktuasi tajam akibat perang dagang dan sanksi regional yang diberlakukan Trump, yang menyebabkan masuknya volume besar logam ke pasar AS.

Selain itu, sejumlah insiden di tambang besar, termasuk longsor di tambang Grasberg milik Freeport McMoRan Inc. di Indonesia, turut menambah tekanan pada pasokan global.

“Harga tembaga saat ini didukung oleh meningkatnya selera risiko di tengah optimisme terhadap potensi kesepakatan dagang antara AS dan China,” papar Craig Lang, Analis di CRU Group. Ia menambahkan, kecemasan pasar terkait kelangkaan pasokan di luar AS juga menopang harga logam tersebut.

Dari sisi permintaan, optimisme meluas terkait peningkatan kebutuhan tembaga untuk mendukung transisi energi dan pembangunan pusat data Kecerdasan Buatan (AI). Selain itu, China telah berjanji untuk secara signifikan meningkatkan porsi konsumsi domestik dalam struktur ekonominya.

(fad/aji)

No more pages