Pasar saham China tetap menguat usai rilis data tersebut. Indeks acuan CSI 300 sempat naik hingga 1,3%, mengikuti sentimen positif di kawasan Asia setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan meredanya ketegangan perdagangan dengan China. Indeks saham China di Hong Kong juga menguat 2,3%.
Lonjakan ekspor, didorong permintaan global terhadap produk manufaktur China, telah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap mendekati target pemerintah meski perang dagang dengan AS kembali memanas. Namun, di balik itu, sejumlah kerentanan masih membayangi negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia tersebut. Deflasi dan persaingan ketat menekan laba perusahaan, sementara konsumsi masyarakat belum pulih dari krisis perumahan.
Penurunan investasi menjadi tanda lemahnya sentimen bisnis secara umum. Kontraksi tersebut terutama disebabkan oleh keterpurukan sektor properti, sementara investasi di infrastruktur dan manufaktur juga mengalami perlambatan.
Investasi infrastruktur hanya naik 1,1% pada sembilan bulan pertama tahun ini dibanding tahun lalu—angka terlemah sejak 2020. Sementara itu, investasi di sektor manufaktur turun dari pertumbuhan hampir 10% di awal tahun menjadi hanya 4%.
Pertumbuhan nominal PDB, yang belum disesuaikan dengan perubahan harga, juga melambat menjadi 3,7% pada kuartal keempat dibanding tahun sebelumnya—terendah sejak akhir 2022. Hal ini menunjukkan bahwa deflator PDB, indikator harga secara keseluruhan, kembali turun untuk kuartal ke-10 berturut-turut — periode deflasi terpanjang dalam sejarah modern China.
Ke depan, pemerintah akan “mendorong penerapan kebijakan makro yang lebih proaktif dan berdampak, fokus menstabilkan lapangan kerja, dunia usaha, pasar, dan ekspektasi, serta secara bertahap mendorong pembangunan berkualitas tinggi demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata NBS dalam pernyataannya.
Rilis data ekonomi ini menandai dimulainya pekan penting bagi China, di mana para pemimpin tertinggi Partai Komunis berkumpul di Beijing untuk menggelar pleno keempat guna merumuskan arah pembangunan lima tahun ke depan.
Di tengah meningkatnya ketegangan dagang dengan AS, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan bertemu Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Malaysia pekan ini, untuk mempersiapkan pertemuan antara kedua presiden pada akhir Oktober.
Kinerja ekonomi China pada kuartal lalu akan menjadi latar penting dalam pertemuan tertutup para elite Partai Komunis — agenda politik terpenting China sepanjang tahun ini.
Meski rencana penuh dari Rencana Lima Tahun ke-15 belum akan dirilis hingga Maret mendatang, sejumlah keputusan utama diperkirakan diumumkan saat pleno berakhir pada Kamis. Pemerintah dan investor global kini menanti apakah Presiden Xi Jinping akan menindaklanjuti janji untuk menyeimbangkan kembali ekonomi menuju konsumsi domestik — langkah yang berpotensi memperbaiki ketimpangan perdagangan global yang telah lama membayangi manufaktur dunia.
(bbn)































