Logo Bloomberg Technoz

"Kami memilih jalan yang berliku, sulit, dan panjang, yaitu jalan reformasi, disiplin fiskal yang ketat, dan penguatan lembaga karena hanya jalan itulah yang dapat menjamin negara ini selamat dalam jangka panjang," ujar Anwar kepada parlemen.

Sekilas Anggaran Malaysia. (Bloomberg)

Anwar mengatakan Malaysia akan memprioritaskan pertumbuhan di sektor semikonduktor, energi, dan digital pada tahun 2026, dan mengumumkan investasi sebesar 550 juta ringgit di perusahaan-perusahaan cip lokal, termasuk melalui dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) Khazanah Nasional Bhd.

Khazanah, lanjutnya, juga akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan global dalam pengolahan hilir logam tanah jarang. Pekan lalu, SWF ini membantah laporan bahwa mereka sedang bernegosiasi dengan China tentang pengolahan logam tanah jarang di Malaysia.

Sekitar 700 juta ringgit akan dialokasikan untuk pariwisata, dengan target 47 juta pengunjung dan pendapatan sebesar 329 miliar ringgit. 

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan akan melambat menjadi 4%-4,5% tahun depan, dari proyeksi ekspansi 4%-4,8% pada 2025. Ekspor bruto diperkirakan meningkat 2,8% pada 2026, lebih lambat dari perkiraan 3,3% untuk tahun ini karena Malaysia masih menghadapi tarif AS.

"Meski kejelasan terbaru mengenai kebijakan tarif AS memberi sedikit kelonggaran, risiko tindakan sektoral dan resiprokal masih mengancam dan bisa semakin mengganggu sistem perdagangan global, serta membebani pertumbuhan," tulis Anwar dalam pengantar laporan Economic Outlook 2026.

Anwar berusaha meyakinkan investor bahwa ia serius menerapkan disiplin fiskal saat negaranya menghadapi badai tarif. Sejauh ini, tampaknya kondisinya stabil—Malaysia memiliki peringkat kredit tertinggi di Asia Tenggara yang sedang berkembang, dan kenaikan ringgit sekitar 6% menjadikannya mata uang dengan kinerja terbaik di kawasan tahun ini.

Malaysia tetap berkomitmen memangkas belanja subsidi dan bantuan sosial, dengan alokasi yang diperkirakan turun 14% menjadi 49 miliar ringgit tahun depan. Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga komoditas yang lebih rendah dan upaya rasionalisasi subsidi, termasuk langkah terbaru untuk mempertahankan harga bensin bagi warga negara asing sejak akhir September.

Anwar menyebut rasionalisasi subsidi akan menghemat 15,5 miliar ringgit per tahun bagi Malaysia.

Pengurangan ini bertolak belakang dengan stimulus yang diluncurkan di negara tetangga, Indonesia dan Thailand, yang bertindak di tengah kekhawatiran yang meluas terhadap biaya hidup.

Pada saat yang sama, peningkatan efisiensi dalam pengumpulan pajak dan reformasi fiskal yang sedang berlangsung akan membantu total pendapatan tumbuh 2,7% menjadi 343,1 miliar ringgit pada tahun depan.

Anwar mengonfirmasi rencana untuk menerapkan pajak karbon pada industri besi, baja, dan energi tahun depan, tanpa menjelaskan rinciannya. Langkah-langkah penting lain dalam meningkatkan penerimaan pajak, di antaranya memperluas pajak penjualan dan jasa baru-baru ini, serta menerapkan digitalisasi melalui faktur elektronik, yang telah meningkatkan kepatuhan pajak.

Hal ini dapat membantu mengompensasi penurunan penerimaan terkait minyak bumi, yang diperkirakan akan terus menyusut.

"Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada penerimaan berbasis komoditas akibat fluktuasi harganya," kontribusi minyak bumi terhadap total pendapatan diperkirakan akan terus menyusut menjadi 12,5% dari 17% tahun lalu. Pada tahun 2009, porsinya mencapai 41,3%.

Dividen dari perusahaan minyak dan gas nasional Petroliam Nasional Bhd atau Petronas diperkirakan turun 38% menjadi 20 miliar ringgit, dari 32 miliar ringgit pada tahun 2025.

Namun, Anwar berencana meningkatkan alokasi untuk subsektor transportasi, perdagangan, dan industri, setelah memangkasnya pada tahun 2025. Proyek-proyek baru mencakup peningkatan koneksi antara perbatasan Malaysia dan Indonesia serta pengembangan pusat kendali lalu lintas udara di negara bagian Sabah.

(bbn)

No more pages