Logo Bloomberg Technoz

Selain pasokan yang melimpah, penggunaan energi baru–terbarukan yang kian masif membuat harga batu bara terus tertekan. Kesadaran akan kelestarian lingkungan yang makin tinggi menyebabkan batu bara sulit mendapat tempat.

Penggunaan batu bara di Amerika Serikat, misalnya, terus menurun seiring utilitas beralih dari bahan bakar fosil.

Selain itu, melemahnya permintaan dari China dan India -sebagai konsumsi batubara terbesar dunia- turut jadi penyebab. Seperti yang disebutkan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dari turun drastisnya ekspor batu bara Indonesia periode Januari–Juli 2025.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani menerangkan ekspor Indonesia ke China hingga Juli 2025 turun 19,2% year–to–date.

“Di mana kapasitas EBT [energi baru terbarukan] China kini sudah melampaui kapasitas batu bara,” papar Gita kepada Bloomberg Technoz 1 September kemarin.

Senada, belum lama ini Rupesh Sankhe, Senior Vice President di Elara Capital India Pvt Ltd. menyebut dengan energi terbarukan yang makin berseri dan bahkan dorongan untuk memanfaatkan nuklir, permintaan batu bara akan tertekan, mengutip Bloomberg News.

Analisis Teknikal Harga Batu Bara

Bagaimana proyeksi harga batu bara untuk hari ini? Apakah bisa bangkit atau malah makin terjepit?

Secara teknikal dengan perspektif harian (time frame daily), batu bara terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 29,99. RSI yang lebih rendah dari 50 memperhitungkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Dipertegas juga oleh indikator Stochastic RSI mulai terjun bebas menuju posisi 20. Teknikal harga batu bara memperlihatkan Stochastic RSI di level 24,64.

Oleh karena itu, untuk perdagangan hari ini, harga batu bara sepertinya bisa turun lagi, yang juga mengonfirmasi harga saat ini jauh di bawah level sMoving Average–nya.

Target support terdekat adalah US$ 106,9/ton. Jika tertembus, maka posisi US$ 106/ton bisa menjadi target penopangnya.

Target paling pemististis atau support terjauh adalah US$ 105/ton yang juga merupakan support psikologis.

Adapun target resistance ada di US$ 107,8/ton. Penembusan di titik ini bisa menjemput harga batu bara kembali menguat menuju US$ 108–109/ton.

Target paling optimistis adalah US$ 110/ton.

(fad/wdh)

No more pages