“Investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui akar permasalahan saat ini terus dilakukan sehingga menjadi peluang pembelajaran untuk mencegah kejadian serupa agar tidak berulang kembali pada masa datang,” tegas tim tersebut.
Selain itu, tim DRRC UI juga tengah menganalisis dampak lingkungan dari insiden kebocoran pipa minyak tersebut serta mengukur potensi dampak lebih lanjut sebagai upaya mitigasi.
“Aspek pencegahan kami lakukan melalui analisis lengkap potensi bahaya dari segi kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan [K3L] pengoperasian pemindahan BBM melalui pipa dalam tanah,” papar mereka.
“Potensi bahaya dan aspek K3L tersebut telah diterapkan pipeline risk management untuk memastikan keselamatan pengoperasian pipa dan mencegah risiko kebocoran.”
Sebelumnya, Presiden Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto memastikan perseroan telah berhasil mengisolasi sumber kebocoran pipa minyak, yang berlokasi sekitar 20 kilometer (km) dari pabrik INCO.
“Pipa tersebut adalah pipa untuk mengalirkan minyak dari pelabuhan minyak Mangkasa ke lokasi pabrik kami di Sorowako, untuk mendukung kegiatan pemprosesan dan tambang,” kata Bernardus saat dimintai konfirmasi, Rabu (27/8/2025).
Kendati demikian, dia mengatakan Vale belum dapat memastikan luasan wilayah yang terdampak kebocoran minyak tersebut.
“Saat ini kami berfokus dahulu pada penghentian kebocoran dan pemulihan lingkungan, sambil tetap berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah,” kata dia.
Lewat keterbukaan informasi, manajemen Vale Indonesia menerangkan insiden kebocoran itu terjadi pada 23 Agustus. Kebocoran diduga disebabkan oleh pergerakan tanah yang mengakibatkan kerusakan pipa.
Kejadian tersebut tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional maupun kinerja keuangan Perseroan secara keseluruhan. Operasional INCO juga tetap berjalan normal.
Namun, tidak menutup kemungkinan peristiwa tersebut menimbulkan gugatan hukum pada kemudian hari. Terlebih, ada potensi kerusakan lingkungan dan dampak lingkungan dari kebocoran pipa.
INCO juga melakukan upaya pemulihan secara bertahap, mencakup rehabilitasi ekosistem di area terdampak, dukungan sosial-ekonomi bagi masyarakat, serta evaluasi dan penguatan sistem keamanan pipa agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
(wdh)
































