Tujuan pembentukan satgas ini juga demi kecepatan pemenuhan gizi nasional, dalam hal ini kecepatan pembangunan dapur higienis untuk 30 ribu di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Sekolah Diimbau Langsung Lapor ke Kepala SPPG Apabila Ada Keracunan
Badan Gizi Nasional (BGN) telah melakukan koordinasi di setiap sekolah apabila ada makanan bergizi gratis (MBG) yang tidak beres hingga ada keracunan agar segera melapor kepada kepala SPPG setempat untuk dilakukan tindak lanjut.
"Nanti akan menyampaikan ke Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat untuk langsung hadir, untuk melihat, makanan tadi yang dikonsumsi langsung di-review apakah ada hal-hal kurang baik terhadap mengolah makanan tersebut,"ujarnya.
Lebih lanjut dia menegaskan, pada dasarnya pengawasan makanan bergizi gratis (MBG) semua pihak juga harus turut mengawal.
Sebab, Tengku mengatakan hal ini untuk meminimalisir pengawasan makan bergizi gratis (MBG) yang kini hanya bermodal teknologi dan dilakukan oknum tak bertanggung jawab sehingga sering dianggap keliru oleh masyarakat.
"Tiba-tiba di foto ada kejadian termasuk di Manado, tiba-tiba ada orang luar masuk ke dalam kemudian memfoto dan sebagainya terus share ke medsos," urainya.
Tengku juga mengutarakan bahwa jalur satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) mengikuti konsep hazard analysis and critical control point, salah satunya dapur higienis demi terhindar dari keracunan pangan.
"Ada beberapa dapur yang ketika kita sambil berjalan kita minta untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian semakin dengan SOP yang ada," urainya.
Pihak BGN akan menutup dapur para mitra yang bandel atau lalai akan terhadap makan bergizi gratis (MBG).
"Kalau misalnya 2 kali kita sampaikan tidak ada perubahan, maka langsung ditutup kita cabut," tegasnya.
"Karena calon-calon mitra yang sangat antusias berlomba-lomba menjadi calon mitra dengan konstruksi dapurnya yang lebih," sambungnya.
(dec/spt)































