Jika harga emas dunia berhasil finis di zona hijau pada perdagangan hari ini, maka harga emas Antam berpotensi naik besok.
Harga emas mulai bangkit usai sepanjang pekan lalu terpangkas hingga nyaris 2%.
Oleh karena itu, sepertinya aksi bargain buying alias ‘serok di bawah’ menjadi penyebab kenaikan harga emas. Investor kembali melirik emas karena harga yang sudah ‘murah’.
Namun, sepertinya kenaikan harga emas akan terbatas mengingat pelaku pasar tengah memasang mode wait and see. Pekan ini, ada sejumlah agenda yang menjadi perhatian.
Pertama adalah pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Washington. Pasar menantikan pertemuan ini setelah dialog Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin doi Alaska akhir pekan lalu tidak membuahkan hasil yang signifikan.
Perang di Ukraina telah berlangsung lebih dari 3 tahun. Sejauh ini, upaya damai masih buntu.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi sedang bergejolak, biasanya emas menjadi buruan pelaku pasar untuk menyelamatkan diri.
Kedua adalah arah kebijakan moneter AS. Pekan ini, bank sentral Federal Reserve akan merilis notula rapat (minutes of meeting) periode Juli.
Dalam rapat tersebut, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%. Akan tetapi, suara tidak bulat.
Ada 2 Anggota Dewan Gubernur yang menyatakan perbedaan pendapat alias dissenting opinion. Ini menjadi 2 suara mbalelo pertama sejak 1993.
Dalam notula akan tercermin bagaimana ‘suasana kebatinan’ dalam rapat tersebut. Investor juga bisa mendapat petunjuk soal arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)
































