Logo Bloomberg Technoz

Dia berpendapat Pulau Jawa setidaknya membutuhkan tiga tambahan unit floating storage regasification unit (FSRU) yakni di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. FSRU juga diharapkan terhubung dengan jaringan Trans Java Gas Pipeline Hresok–Cirebon.

Dalam hal ini, Hadi menyampaikan bahwa baru terdapat pembangunan pipa Cirebon–Semarang (Cisem II) yang tengah dibangun.

Hadi juga mengingatkan pemerintah terkait dengan potensi kekurangan pasokan gas mulai 2028—2029 jika jaringan pipa di wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat tidak segera dibangun.

“Artinya, pemerintah mulai sekarang harus segera memetakan 3 pembangunan FSRU untuk membawa gas dari Indonesia Timur ke Jawa,” terangnya.

Hadi lantas menyarankan agar pemerintah membangun satu FSRU di Pantai Selatan yang terhubung dengan jaringan pipa gas di jalur selatan.

Hal itu, dipandang olehnya dapat mengefisiensikan Kilang Cilacap yang saat ini masih menggunakan sebagian minyak mentah sebagai bahan bakar dan dapat dialihkan ke gas.

“Keunggulan FSRU, jika gas domestik sudah tidak cukup, dengan mudah kita bisa impor dari Timur Tengah, Amerika Serikat, Australia,” pungkas Hadi.

Mengutip Buku II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026, target lifting minyak tahun depan ditetapkan di level 610.000 barel per hari (bph), sedangkan outlook realisasi pada 2025 diproyeksikan berada di rentang 593.000—597.000 bph.

Sementara itu, target lifting gas dalam RAPBN 2026 ditetapkan sebesar 984.000 bsmph, dengan outlook realisasi 2025 di kisaran 976.000—980.000 bsmph.

Adapun, harga minyak mentah atau Indonesian Crude Price (ICP) ditarget di level US$70/barel, turun dari target tahun ini di level US$82/barel.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting migas mencapai 1.557,1 ribu bsmph per semester I-2025.

Realisasi lifting pada paruh pertama tahun ini lebih rendah 3,29% dari target APBN 2025 yang dipatok 1.610 bsmph.

Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan produksi gas bumi sampai akhir Juni 2025 mencapai 1,146 juta bsmph atau setara dengan 114% dari target APBN yang dipatok 1,005 juta bsmph.

Rata-rata produksi gas sepanjang semester I-2025 mencapai di level 1,199 juta bsmph atau sekitar 119% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2025.

Dalam kaitan itu, sebanyak 69% pemanfaatan gas bumi sudah difokuskan untuk kebutuhan pasar domestik, dan hanya 31% untuk diekspor.

Realisasi pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik sepanjang semester I-2025 mencapai 3.877 billion british thermal unit per day (BBtud), sementara untuk keperluan ekspor mencapai 1.721 BBtud.

Dengan begitu, total gas bumi yang termanfaatkan mencapai 5.598 bbtud sepanjang semester I-2025.

Selanjutnya, 1.767 bbtud gas bumi kebutuhan domestik atau setara 31% dimanfaatkan untuk bahan bakar gas (BBG), jaringan gas (jargas), peningkatan produksi migas, ketenagalistrikan, liquified natural gas (LNG) dan liquified petroleum gas (LPG).

(wdh)

No more pages