Logo Bloomberg Technoz

Mencermati tren harga emas dunia, pada perdagangan Jumat, atau pun sepekan, harganya terus mencatatkan kenaikan. Sepanjang minggu, harga sang logam mulia pun melaju.

Pada Jumat (8/8/2025), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 3.397,75/troy ons. Naik 0,06% dibanding hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 22 Juli atau mencapai 2 pekan perdagangan.

Sepanjang pekan lalu, harga emas membukukan kenaikan 1,02% secara point–to–point. Ini menjadi kenaikan mingguan tertinggi dalam sebulan. Tren Higher High, berarti harga emas sedang bullish.

Setidaknya ada dua sentimen yang mengatrol harga emas. Keduanya datang dari Amerika Serikat (AS).

Pertama adalah keputusan Presiden Donald Trump menempatkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran sebagai Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve (Bank Sentral AS). Miran akan menggantikan Adriana Kugler yang mundur belum lama ini.

Mengutip Bloomberg News, Miran dikenal sebagai pihak yang kerap mengkritik kebijakan The Fed, terutama soal dorongan pemangkasan suku bunga acuan. Hal yang sejalan dengan keinginan Trump.

Kehadiran Miran bisa saja membuat The Fed jadi lebih dovish. Ekspektasi penurunan suku bunga acuan pun meninggi.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non–yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Sentimen kedua adalah kabar yang dihembuskan Financial Times– Pemerintah AS akan memberlakukan bea masuk untuk impor emas batangan ukuran 1 Kg. Kabar tersebut membuat investor ramai–ramai memborong emas sebelum bea masuk berlaku.

Kabar ini memang kemudian dibantah. Gedung Putih mengklarifikasi bahwa nantinya akan ada aturan untuk mengatasi “misinformasi” tersebut.

Namun sepertinya pasar sudah kadung bereaksi. Sebelum ada kejelasan, maka sepertinya harga akan bergerak mengikuti perkembangan isu tersebut.

(fad)

No more pages