Meski demikian, koreksi harga emas tertahan oleh sejumlah faktor. Pertama adalah perkembangan kebijakan tarif di Amerika Serikat (AS).
Presiden AS Donald Trump menandatangani Peraturan Presiden yang membebankan bea masuk tambahan 25% terhadap produk impor asal India. Aturan ini merupakan hukuman karena India membeli minyak dari Rusia, yang sedang terkena sanksi karena serangan ke Ukraina.
Sementara pembicaraan AS-Rusia belum menemukan solusi. Belum ada perubahan berarti, Rusia-Ukraina masih panas dan AS belum bisa menjadi penengah.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi sedang bergejolak, terjadi turbulensi, maka biasanya emas menjadi pilihan pelaku pasar untuk menyelamatkan diri.
Kedua adalah arah kebijakan moneter, terutama di AS. Pasar berekspektasi bank sentral Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan demi menggairahkan ekonomi yang mulai lesu.
Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari menyebut, perlambatan ekonomi bisa membuat penurunan suku bunga acuan menjadi layak (appropriate). Menurut Kashkari, sepertinya suku bunga acuan bisa turun 2 kali tahun ini.
“Ekonomi melambat. Dalam waktu dekat, menjadi layak untuk mulai menyesuaikan Federal Funds Rate.
“Berapa lama lagi kita harus menunggu sampai dampak kebijakan tarif benar-benar jelas? Jika memang opsi terbaik adalah membuat penyesuaian maka kita harus berhenti sesaat. Atau bahkan kalau kita harus putar balik, itu mungkin lebih baik ketimbang kita hanya duduk dan dan menunggu sampai ada kejelasan dari dampak kebijakan tarif,” papar Kashkari, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan Negeri Paman Sam dalam rapat September mencapai 93,6%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Apakah bakal turun lagi atau bisa bangkit berdiri?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI emas belum jauh dari 50, sehingga bisa dibilang cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 56. Menghuni area beli (long) meski belum cukup kuat.
Untuk perdagangan hari ini, investor patut waspada karena sepertinya risiko penurunan harga emas masih ada. Target support terdekat adalah US$ 3.352/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 20. Jika tertembus, maka MA-50 di US$ 3.347/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Support lanjutan ada di rentang US$ 3.339-3.285/troy ons.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 3.374/troy ons yang menjadi pivot point. Dari sini, target berikutnya ada di kisaran US$ 3.389-3.442/troy ons.
(aji)

































