Sementara dari sisi pengeluaran, pada kuartal II-2025, secara tahunan seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% pada kuartal II dan PMTB tumbuh 6,99%. Sedangkan ekspor juga naik 10,67%.
Konsumsi LNPRT tumbuh 7,82% serta impor 11,65%. Hanya konsumsi pemerintah yang masih negatif dengan pertumbuhan minus 0,33% year-on-year pada kuartal II.
Penyumbang terbesar masih dari konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan 2,64% dari 5,12%. "Komponen PMTB juga dengan pertumbuhan 2,06%," jelas Edy.
Reaksi pasar terlihat stagnan di mana rupiah yang dibuka menguat pagi tadi kini malah melemah tipis di level Rp16.391/US$ di pasar spot.
Sedangkan harga surat utang melanjutkan reli terdorong sentimen pasar global terkait prospek penurunan bunga acuan The Fed. Reli harga SUN sudah berlangsung sejak kemarin terdorong sentimen global.
Pada Selasa tengah hari ini, usai BPS mengumumkan data PDB kuartal II, yield 2Y terpangkas 0,9 bps di level 5,780%. Lalu tenor 5Y turun 1,8 bps ke level 6,084%. Sementara tenor 10Y turun 1,8 bps yield-nya kini di 6,475%.
Penurunan imbal hasil terbanyak dicatat oleh tebnor 11Y sebesar 3,4 bps kini di 6,593%.
Adapun di pasar saham, penguatan makin membesar. IHSG sudah dibuka di zona hijau sejak pagi tadi, naik 0,51%. Setelah BPS melaporkan data PDB terbaru, IHSG akhirnya ditutup menguat 0,96% di akhir sesi pertama perdagangan, di level 7.536.
Beberapa saham tercatat menjadi pendorong indeks yakni AMMN, BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, AMRT, DSSA, GOTO, CDIA.
Sedangkan yang menjadi laggard atau pemberat indeks di antaranya BRPT, SMMA, TPIA, BREN, MBMA, BRMS, UNTR, ADRO.
(rui)





























