Logo Bloomberg Technoz

Namun begitu, pria berusia 43 tahun ini tetap merupakan sosok yang tak terduga sebagai pembeli salah satu artefak mode paling didambakan: sebuah prototipe yang dirancang untuk mendiang “it-girl” asal Inggris, Jane Birkin, yang kini telah menjadi ikon barang mewah.

Sebelum menjadi pengusaha, Sakimoto merupakan Mantan pemain di liga sepak bola tertinggi Jepang. 

Sakimoto sempat tampil dalam beberapa pertandingan profesional sebelum dilepas oleh klubnya dan pensiun pada usia 22 tahun. Ia membuka toko penjualan kembali barang mewah pertamanya di Osaka pada tahun 2004, setelah sebelumnya bekerja di bisnis barang bekas milik ayahnya, sebelum mendirikan Sou (yang kemudian menjadi Valuence) tujuh tahun kemudian.

Sakimoto masih mempertahankan sifat kompetitif yang ia kaitkan dengan latar belakangnya di dunia olahraga. Mengenang kembali lelang selama 10 menit dari kantornya di Tokyo, ia berulang kali menyebut peserta lain sebagai “aite” (lawan) dan “teki” (musuh). 

Bahkan ketika penawaran mendekati batas harga maksimalnya, ia tetap menginstruksikan perwakilannya di telepon untuk segera membalas tawaran para pesaing. “Balas dalam tiga atau lima detik,” kenangnya memberi arahan. “Saya harus bersikap agresif.”

“Kami hampir mencapai batas atas, tapi dalam beberapa menit itu kami menyusun strategi bagaimana memberikan tekanan psikologis pada lawan dan memaksa mereka menyerah.”

Di saat yang sama, Sakimoto tampaknya berkomitmen untuk menjaga warisan sejarah mode ini. Valuence menegaskan bahwa, tidak seperti barang-barang mewah lainnya dalam inventaris mereka, tas Birkin ini tidak akan dijual kembali.

Meskipun rencana pastinya belum diumumkan, perusahaan berharap dapat memamerkan tas tangan barunya itu kepada publik. Ribuan pengunjung datang untuk melihatnya saat dipamerkan oleh Sotheby’s di New York dan sebelum penjualan bulan lalu. Tas tersebut juga pernah ditampilkan dalam pameran di Museum of Modern Art di New York dan Victoria & Albert Museum di London.

Tas Hérmes Birkin dilelang di Sotheby’s, Paris pada Kamis (10/7). (Sumber: Bloomberg)

Tas Birkin Pertama

Tas yang dimenangkan Sakimoto merupakan tas Hermès berbahan kulit hitam yang dibuat sekitar empat puluh tahun lalu untuk mendiang penyanyi dan aktris Jane Birkin.

Tas Birkin asli tersebut dipesan pada tahun 1984 untuk Jane Birkin oleh CEO Hermès International SCA saat itu, Jean-Louis Dumas. Tas itu diserahkan kepadanya setahun kemudian.

Birkin pernah menceritakan dalam wawancara bahwa ia bertemu Dumas secara kebetulan di dalam pesawat dan mengeluhkan tidak adanya tas Hermès yang cukup besar untuk kebutuhannya. Ia mengatakan bahwa ia menggambar model tas yang diinginkannya di kantong muntah pesawat saat pertemuan itu. Setahun kemudian, Hermès memberikannya prototipe dari desain tersebut.

Perusahaan kemudian memasarkan produk itu dengan menggunakan namanya, tetapi fitur-fitur pada tas Birkin asli itu tidak pernah direplikasi pada model Birkin lainnya.

Birkin menjual tas tersebut pada tahun 1994 untuk menggalang dana bagi organisasi amal AIDS. 

Tas itu kembali dilelang pada tahun 2000, dan sejak saat itu dimiliki oleh seorang kolektor yang dikenal di Instagram dengan nama “Catherine B”.

"Hari ini, ini adalah tas yang paling dicari dan menjadi impian banyak orang," katanya sebelum lelang Kamis, menjelaskan bahwa ia menyimpannya selama 25 tahun terakhir di tempat penyimpanan seperti brankas dengan suhu yang sesuai demi perlindungan, meski sesekali ia membawanya ke beberapa acara. Penjual tidak ingin membagikan nama keluarganya.

(spt)

No more pages