Logo Bloomberg Technoz

Sebagai gambaran, perekonomian DKI Jakarta menyumbang 16,85% dari total PDB nasional pada kuartal 1-2025 lalu.

Bukan cuma Jakarta yang lesu. Kinerja penjualan ritel di kota besar lain juga lesu seperti Semarang (-28,4%), Bandung (-13,4%), Medan (-10,5%), Manado (-9,8%), pada bulan Mei. Kontraksi diperkirakan berlanjut pada Juni di kota-kota tersebut, terutama di Manado yang makin dalam hingga tumbuh negatif 29,6% dan Semarang dengan estimasi kontraksi 25,4%.

Sementara di kota lain seperti Surabaya, laju penjualan yang sudah melambat sejak Mei diperkirakan makin lesu pada Juni lalu. Sedangkan di Bandung, Medan, Makasar serta Denpasar, perlambatan juga terjadi pada bulan lalu.

Dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kemarin (16/7/2025), Gubernur BI Perry Warjiyo, menyoroti penurunan tingkat inflasi inti akibat permintaan yang lebih rendah.

"Konsumsi rumah tangga masih perlu ditingkatkan, tecermin pada penjualan eceran yang melambat. Kinerja beberapa lapangan usaha utama seperti industri pengolahan, penyediaan akomodasi dan makan minum, belum kuat," kata Perry.

Secara spasial, BI juga mendapati pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan tumbuh di atas 5% hanya di tiga wilayah yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua. "Sedangkan wilayah lainnya belum meningkat," kata Perry.

Melansir data Badan Pusat Statistik terakhir pada kuartal 1-2025, sumbangan PDB terbesar masih berasal dari Pulau Jawa dengan kontribusi mencapai 57,43%. Pada kuartal 1-2025, pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa tercatat 4,99%. 

Kontribusi kedua disumbang oleh Pulau Sumatra sebesar 22,15% di mana pada kuartal pertama lalu, kawasan ini tumbuh 4,85%. 

Adapun Sulawesi, Maluku dan Papua, berkontribusi masing-masing sebesar 6,95%, lalu 2,62% terhadap struktur perekonomian RI.

(rui/aji)

No more pages