Ditemui terpisah usai rapat, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan selama ini harga LPG 3 Kg di setiap daerah berbeda-beda tergantung Harga Eceran Tertinggi (HET). Akan tetapi, harga yang diterima konsumen bisa melebihi HET bahkan sampai Rp50.000 per tabung.
Yuliot mencontohkan HET LPG 3 Kg yang ditetapkan pemerintah sekitar Rp14.000 per tabung, namun karena rantai pasok yang terlalu panjang harganya bisa jauh di atas ketetapan.
Nantinya, pemerintah akan langsung menetapkan harga LPG 3 kg di masing-masing provinsi, tergantung dengan biaya logistik atau transportasinya. Mekanisme ini mirip dengan penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Pertamina (Persero).
"Itu nanti untuk setiap provinsi, jadi ditetapkan itu satu harganya. Misalnya itu ada yang Rp14.000, ada yang Rp 15.000 tergantung transportasi. Jadi nanti akan kita evaluasi untuk setiap provinsi," ucapnya.
Dalam kaitan itu, Yuliot berharap masyarakat tidak lagi mendapatkan LPG 3 Kg dengan harga yang tidak wajar. Pemerintah disebut tidak hanya menentukan HET, namun langsung menetapkan harga yang berlaku di masing-masing daerah.
"Ini hampir sama dengan Pertamax, setiap daerah itu kan berbeda, tetapi ditetapkan berdasarkan wilayah. Ini sudah ditetapkan harga itu berapa," imbuhnya.
Adapun, realisasi penyaluran LPG 3 Kg telah mencapai 3,49 juta ton per Mei 2025, sedangkan outlook penyaluran gas melon untuk tahun ini diperkirakan mencapai 8,36 juta ton atau melebihi kuota yang ditetapkan.
(mfd/wdh)






























