Logo Bloomberg Technoz

Sepanjang tahun berjalan sampai dengan bulan ini, realisasi serapan beras domestik Bulog mencapai 500.000 ton. Adapun, stok CBP kelolaan Bulog saat ini mencapai 560.000 ton, jauh di bawah rerata batas aman iron stock di rentang 1,1 juta—1,5 juta ton.

Di sisi lain, beras produksi dalam negeri belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab, dari tahun ke tahun, produksi beras petani Indonesia cenderung mengalami penurunan.

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa mengatakan produksi beras Indonesia memang mengalami penurunan selama tujuh tahun terakhir. Bahkan, produksi jauh dari kata menggembirakan saat fenomena La Nina terjadi tiga tahun belakangan.

La Nina adalah fenomena menurunnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah. Fenomena tersebut potensi pertumbuhan awan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

“Produksi beras Indonesia itu sejak 2015 kalau dirata-rata setiap tahunnya turun 0,23%. Ini perlu menjadi perhatian. Apalagi, waktu terjadi La Nina, produksi beras kita tidak meningkat yang mana seharusnya kan meningkat karena curah hujan tinggi,” katanya kepada Bloomberg Technoz, Selasa (30/5/2023).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia sepanjang 2022 mencapai 31,54 juta ton. Realisasi produksi sekitar 31 juta ton per tahun tersebut stagnan sejak 2019, setelah pada 2018 Indonesia sempat mencatatkan produksi sebanyak 33,94 juta ton.  

Sekadar catatan, Vietnam mengumumkan akan memangkas kuota ekspor berasnya sebanyak 4 juta ton atau senilai U$2,62 miliar hingga 2030 mendatang. Kekhawatiran muncul lantaran Indonesia selama ini bergantung pada impor beras dari Negeri Naga Biru.

Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menunjukkan selama Januari—April tahun ini, Vietnam telah mengekspor beras senilai US$149 juta, jauh di atas realisasi senilai US$58 juta yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan tajam impor beras dari Vietnam ditopang oleh Indonesia sebagai pembeli beras terbesar ketiga dari negara Indochina tersebut, setelah Filipina dan China.

(rez/wdh)

No more pages